Sunday, September 25, 2016
Sunday, September 18, 2016
Cara Menjadi Youtuber
Siapa itu Youtuber…?
Jadi menurutku Youtuber adalah mereka
yang sering mengupload videonya di youtube untuk tujuan tertentu.
Ada banyak
aliran youtuber yang ada di di Indonesia ada Vlogger, Comedian, Review Film,
Special effect, Music Video dan masih banyak lagi. Tapi bagaimanakah cara
memulai untuk menjadi seorang Youtuber…???
1.
Kenali Dirimu
Tanyakan
kelebihanmu kepada orang-orang disekitarmu apakah kamu cocok sebagai Vloger,
Seorang Gamer atau sebagai Comedian. Jangan pernah memaksa membuat video yang
tidak kamu sukai seperti kamu tidak suka main game dan kamu memaksa membuat
video mereview sebuah game, dalam proses pembuatannya saja kamu pasti tidak
nyaman dan terbebani maka secara otomatis feel yang kamu keluarkan akan
ditangkap oleh penontonmu lalu mereka akan merasa sangat borring dan segera
menclose videomu, Kalau kamu seorang Vloger jangan malu kalau kamu di bilang
sok keren dan sok cool di depan teman-temanmu lakukanlah sesuka hatimu, ingat
mereka hanya iri dengan masterpiece yang sedang kamu kembangkan.
2.
Belajarlah Shoting dan Edit yang baik
Kalau kamu
Youtuber pemula dan sangat amatir jangan pernah berhenti untuk terus belajar
shoting dan edit yang baik, karena penontonmu akan memberi nilai plus kalau
kualitas gambarmu enak di lihat juga audio yang tepat. Lain lagi kalau kamu
sudah menjadi artis terkenal atau anak presiden yang merambah dunia
peryoutuban, kamu tidak usah mencari penonton dengan kualitas gambar yang
menawan, penonton akan datang dengan sendirinya hanya ingin melihatmu di
youtube dengan sudut pandang yang berbeda.
3.
Konten
Coba search
di youtube “Agung Hapsah” seorang youtube film maker usianya baru 17 tahun tapi
disetiap videonya pasti ada konten yang sangat menarik dan membuat penonton
menunggu video selanjutnya, video-videonya pasti ada color grading film look
untuk mempercantik videonya. Itu namanya konten…!!!
4.
Pintar-Pintar Promosi
Kamu membuat
video untuk ditonton banyak orang jadi kalau kamu tidak promosi maka semuanya
akan percuma dan sia-sia, ajaklah teman-temanmu untuk menonton videomu,
saudaramu, guru-gurumu dan juga musuh-musuhmu. Tapi ingat dalam masa promosimu
pastikan videomu sudah layak ditonton dengan konten yang tertata rapi juga
tanpa adanya SARA.
Itulah yang aku tahu tentang dunia
youtube, semoga youtuber-youtuber pemula sepertiku terus berdatangan dan
meramaikan peryoutuban Indonesia dengan konten yang menarik dan tentunya
konsistens.
Azwar, 17 Tahun
Friday, September 16, 2016
Novel Bulan - Tere Liye
Buku ini adalah buku kedua dari serial Bumi.
Namanya Seli dan dia bis mengeluarkan petir. Meneruskan petualangan tiga sahabat
yang menjelajah klan bulan. Misi mereka adalah melakukan diplomasi ke klan
matahari untuk menutup penjara bayangan dibawah bayangan selamanya tempat Tamus
dan Si Tanpa Mahkota dipenjara. Dalam rombongan tersebut ada Raib, Seli, Ali,
Ily, Av dan Miss Selena. Setibanya di klan matahari mereka mendarat tepat di
tengah stadium yang amat besar. Ternyata hari itu adalah pelaksanaan festival
mencari bunga matahari yang pertama kali mekar.
Tanpa ada persetujuan sebelumnya rombongan
Raib, seli dan kawannya diikutkan dalam festival ini. Festival mencari bunga
matahari yang pertama kali mekar adalah festival tahunan yang sangat berbahaya.
Di klan matahari, bunga matahari yang pertama kali mekar bisa mngabulkan semua
permintaan siapa saja yang menemukannya dan memetiknya.
Raib, Seli, Ali dan Ily akhirnya menerima
tawaran dari ketua konsil dan siap mengikuti festival berbahaya ini. Di dalam
novel ini nantinya petualangan ke empat sahabat sangat seru, berbahaya dan
sangat kompleks permasalahannya. Setelah berjuang sekuat tenaga akhirnya bunga
matahari yang pertama kali mekar ditemukan. Tapi bukan oleh rombongan Seli. Kontingen
didepannya berhasil memecahkan semua teka-teki petunjuk dan mereka keluar
sebagai pemenang.
Sebelum bunga matahari yang pertama kali
mekar di petik oleh kontingen yang juara. Ketua konsil klan matahari
melarangnya. Malah di menyuruh Raib untuk memetiknya. Padahal dia kalah. Ternyata
itu semua hanya akal-akalan ketua konsil untuk keinginannya yang sangat ambius.
Dia sengaja membuat acara festival ini setiapa tahun hanya unutk memperalat
peserta untuk menemukan bunga mataharinya dan dialah yang menikmati hasilnya.
Apakah keinginan ambisisus ketua konsil sebenarnya…? dan kenapa harus Raib yang
memetik bunganya.
Azwar, 17 Tahun
Wednesday, September 14, 2016
Novel Bumi - Tere Liye
Namaku Raib, usiaku 15
tahun, kelas sepuluh.
Aku anak perempuan
seperti kalian, adik-adik kalian,
Tetangga kalian. Aku
punya dua kucing,
Namanya si Putih dan
si Hitam. Mama dan Papaku
Menyenangkan.
Guru-guru di sekolahku seru.
Teman-temanku baik dan
kompak
Aku sama seperti
remaja kebanyakan, kecuali Satu
hal. Sesuatu kusimpan
sendiri sejak kecil.
Sesuatu yang
menakjubkan.
Namaku Raib. Dan aku
bisa menghilang
Tere Liye adalah penulis yang menurutku
sangat misterius dan jarang menampakan diri di media social. Hampir semua buku
Tere Liye tidak menyertakan biodata pengarang, kecuali hanya email. Kali ini
Tere Liye merilis serial Bumi yang akan kita Review pada postingan ini. Serial
Bumi terdiri dari empat buku yaitu Bumi, Bulan, Matahari dan Bintang.
Namanya Raib dia di besarkan dengan penuh
kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Seperti kebanyakan remaja yang lain kehidupan
Raib setiap pagi harus berangkat sekolah dan setelah pulang dia mengikuti
kegiatan ekstra. Saat dia beranjak remaja sesuatu yang menakjubkan terjadi. Dia
bisa menghilang dalam arti yang sesungguhnya. Ketika keluarganya bermain petak
umpet dan mama Raib mendapat giliran berjaga. Raib bersembunyi di sebelah
almari kamar. Ketika mama Raib mencarinya kesana kemari dan masih belum
ditemukan. Akhirnya mama dan papa Raib mulai gusar. Keduanya mendekat ke almari
dimana Raib bersembunyi. Dan saat itu Raib hanya menutup wajahnya dengan kedua
telapak tangannya dan dia benar-benar menghilang.
Beberapa saat setelah kejadian itu, Raib
mulai menyadari kejadian yang luar biasa bahwa dia bisa menghilang. Orang tua
Raib tidak curiga sama sekali karena mereka menganggap mungkin hanya kebetulan.
Raib mempunyai dua kucing yang diberi nama si Putih dan Si Hitam. Setiap sore sepulang
sekolah Raib selalu bermain dengan hewan peliharaannya. Kedua kucing itu adalah
pemberian dari tante Raib.
Kedua orang tua Raib menganggap bahwa
kucing peliharaannya hanya ada satu dan di beri nama Si Hitam atau Si Putih. Kejadian
itu membuat Raib bingung karena dia merasa bahwa kucingnya memang benar-benar
dua ekor. Di suatu sore Raib mendapati Si Hitam tidak menyambut kedatangannya
sepulang sekolah. Pikir Raib kala itu mungkin Si Hitam sedang mabuk cinta sama
kucing tetangga. Setelah beberapa hari Si Hitam tak juga kembali. Raib mulai
kesal sendiri dan bingung hendak mencari kemana.
Suatu malam tiba-tiba cermin di kamar Raib
bisa bersuara dan muculah sosok Tamus dari Klan Bulan yang ingin membawa Raib
ke klan Bulan karena Raib adalah keturunan terhormat klan bulan. Tamus
menjelaskan panjang lebar kenapa Raib bisa menghilang. Ternyata Raib adalah
keturunan dari klan Bulan yang dibesarkan di bumi. Jelas Raib memaksa menolak
ikut dengan Tamus karena dia sama sekali tidak mengenalnya.
Sipakah Tamus…? Berhasilkah ia me membawa
Raib ke klan Bulan...? dan siapakah orang tua Raib sebenarnya…?
Tuesday, September 13, 2016
Ketika Ditanya Cita-Cita
Ada kalanya
kita akan memilih pilihan dengan mantap dan ada juga waktunya akan ada banyak
pertimbangan sebelum memilih. Siang tadi di kantin sekolah setelah bel
berdering tanda akhir jam pelajaran, ada tiga alumni sedang njagong ditemani minuman dingin pelepas
dahaga. Mereka adalah Aufa, Wafi dan Obi. Alumni lulusan tahun 2016. Sebab
mereka datang kesekolah adalah untuk mengurusi raport yang harus dilegalisir untuk
keperluan perkuliahan. Aufa sekarang sedang meneruskan pendidikannya di
Universitas Negeri Islam Nahdlotul Ulama (UNISNU) Jepara mengambil Tekhnik
Sipil. Wafi sebagai satu-satunya alumni 2016 yang bisa menembus Universitas
Gajah Mada (UGM) Jogja yang mengambil Filsafat. Sedangkan yang terakhir Obi kini
menjadi mahasiwa di Universitas Malang dan menjadi accountant.
Tanpa menunngu lama aku yang sedari tadi
bersenda gurau dengan teman-teman absurd di pojok kantin mulai mendekat ke tiga
alumni ini. Ada pepatah lama mengatakan “Guru Terbaik Adalah Pengalaman”. Maka
aku dan teman-teman yang kepo akan dunia perkuliahan akhirnya ikut nimbrung di
sesi njagong alumni itu. Ketiga
alumni nampaknya tidak keberatan sama sekali akan kehadiran kami. Aku sudah cukup akrab dengan mereka karena
pernah tergabung dalam satu tim produksi bersama Aufa dan Wafi. Tingkat
keiingintahuanku akan dunia perkuliahan saat itu sedang manis-manisnya. Aku
mulai mengeluarkan sebuah pertanyaaan klasik dan mainstream.
Daftar pertanyaaan
yang membosankan antara kelas 12 dan alumni.
1.
“Bagaimana rasanya Kuliah ?”
2.
“Per semesternya berapa Juta”
3.
“Kuliahnya lewat jalur apa?”
4.
“Ada Beasiswa nggak?”
Pembicaraan kami mulai panjang, sampai
membahas tentang hal-hal yang dianggap tabu seperti free sex place di Jogja. Kata
Wafi dunia perkuliahan adalah dunia kebebasan dimana kita harus menemukan jati
diri dengan cepat dan pintar menyesuaikan keadaan. Obi yang sekarang kuliah di
Universitas Malang menambahkan, “Pandailah berkomunikasi karena ketika kamu
kuliah berarti kamu sedang ber akulturasi seluruh Indonesia”. Njagong dengan orang berpengalaman sama
saja kita memetik ilmu yang sudah matang. Mereka bertiga jika ditanya apa
cita-citanya pastilah akan diawab dengan mantap dan penuh percaya diri,
kalaupun cita-citanya tidak tercapai pasti ada step-step yang sudah disiapkan.
Tiba-tiba menceletuk kepadaku “Terus kamu
pengennya masuk universitas mana..?”. Itulah pertanyaan yang aku takuti ketika
menginjak kelas 12 SMK. Berbeda sekali ketika aku masih duduk di kelas 1
Sekolah Dasar, saat bapak ibu guru bertanya apa cita-cita kalian semua murid
pasti menjawab dokter,pilot dan polisi. Seolah-olah hanya ada tiga pekerjaan
itu dimuka bumi. Namun keadaan hari ini sudah sangat berbeda. Dokter, pilot dan
polisi benar-benar sudah hilang dari daftar cita-citaku. Aufa masih menunggu
jawabanku. “Aku mau kuliah di New York Univerity, USA di Cinematic Faculty”.
Aufa terhentak kaget disusul gelak tawa teman-teman yang lain. Belum sempat ada
yang berkomentar aku sudah ngomel lagi “Im serious, tidak ada dalam UUD 45 hasil
amandemen kalau orang yang punya cita-cita tinggi akan dipenjara dan dijatuhi
pasal berlapis”. Gelak tawa mengejek semakin menggemuruh siang itu.
“Are you serious will be college there?”.
Wafi adalah orang yang sedikit membelaku saat itu. Dia memberi nasihat yang
bisa membangkitkan orang yang dalam keadaan sangat depresi. Dengan
menepuk-nepuk punggung dia menyemangatiku untuk terus bermimpi dan mewujudkan
mimpi itu segera. Aufa yang nampaknya ragu akan cita-citaku akhirnya
berkomentar “If you fail for it, what will you do and where is University you
will be entering?”. Untuk pertanyaan kali ini aku sudah sangat siap. “Jika aku
nantinya gagal kuliah di New York. Jogja Film Academy adalah tujuanku
selanjutnya”. Siang itu menjadi lengang sejenak.
Semakin
kita tumbuh menjadi sesorang yang dewasa maka ujian kedewasaan tidak sama lagi
saat kita masih ingusan, kita akan diuji oleh Yang Maha Kuasa untuk memilih
pilihan yang sebenarnya itu bukan pilihan. Hari ini aku bertanya pada diriku
sendiri “Apa cita-citaku sebenarnya?”. Aku bingung menjawabnya sendiri. Karena
banyak hal yang akan mengganjal dalam proses menggapainya dan akan ada banyak
pilihan yang sebenar bukan pilihan melainkan keharusan. “Aku ingin jadi Film
Maker, Youtuber dan Writer” kalimat itu yang aku bisikan kedalam hati
terdalamku sebagai jawabannya.Azwar, 17 Tahun
Monday, September 12, 2016
Belajar Dari Berkurban
Idul Adha
1437 akhirnya tiba. Takbir berkumandang di setiap sudut-sudut Masjid ataupun
mushola. Umat islam di seluruh dunia bersorak sorai menyambut hari yang penuh
berkah ini. Tahun ini aku tidak bisa ikut jadi panitia kurban di Masjid ku
karena aku tidak ada waktu untuk mengikuti proses panitia. Pukul tujuh pagi
sekembalinya dari sholat Ied, ada suara yang memanggil-manggil namaku dari luar
rumah. Suara ini sangat tidak asing. Tebakaanku benar dia pasti Satriya.
Satriya datang dengan kabar baik. Itu
terlihat dari garis mukanya yang menunjukan kegembiraan. Benar saja, ternyata
ia diminta papanya Rama untuk membantu di acara penyembelihan empat ekor
kambing sebagai bentuk rasa syukur keluarganya Papanya Rama atau Pak Santosa. Pak
Santosa terkenal dermawan di kampungku, beliau sangat tidak eman-eman uangnya
kalau sudah berbicara masalah social.
Setibanya aku di rumah Pak Santosa tenyata
empat ekor kambing sudah tergeletak tak bernyawa. Dan sudah banyak orang-orang
tua yang berkerumun. Aku telat. Kang Solih sebagai Algojo memintaku untuk
membantu membersihkan bulu kambing yang kali ini agak bandel nempelnya. Sudah
dicoba beberapa kali di siram dengan air panas namun bulu itu masih menempel
kuat di kulit kambing. Jalan terakhir akhirnya di tempuh. Kang Solih menyuruhku
membeli Gamping di daerah Bangsri. Gamping jika terkena air akan bereaksi
menaikan suhu dengan sangat cepat dan itu cukup untuk merontokan bulu-bulu si
kambing. Aku bergegas berangkat menuju ke Bangsri sambil di temani Satriya.
Gamping yang aku bawa dari Bangsri ternyata
memang benar-benar bermanfaat. Sekali di taburkan dan disiram air panas maka
hancur sudah pertahanan bulu-bulu kambing. Cukup lima menit untuk satu ekor
kambing. Proses akhirnya masuk ke pengeluaran isi perut dan pemilihan daging
kambing. Proses ini dilakukan oleh orang-orang professional dalam bidangnya. Di
lanjutkan proses pemotongan dan penimbangan daging untuk dibagi ke warga
sekitar.
Hari itu aku belajar dari orang-orang tua bahwa
sesungguhnya berbagi akan meningkatkan hormone kebahagiaan. Orang tua disini
terlihat sangat ikhlas dan tulus untuk saling bahu membahu mengolah empat ekor
kambing untuk nantinya dibagikan ke warga sekitar. Aku nulis post ini tanpa
riset apapun dan ini benar-benar pengalaman pribadi semata. Aku hanya ingin
menyampaikan kepada kalian bahwa sesungguhnya hakikat berkurban adalah
bersyukur bukan untuk ajang pamer dan menyombongkan diri.
Aku sempat merasa malu karena terlalu
banyak istirahat dalam memotong daging. karena orang tua disampingku belum
istirahat sama sekali sejak aku ikut bergabung. Jadi aku paksakan diriku untuk
kembali ke medan pertempuran untuk memutilasi kambing-kambing gemuk ini. Setelah
beberap menit aku asyik memotong, punggungku nampaknya tidak bisa diajak
kompromi. “Arrrrgggg nyeriii”. Kembali aku manjakan badanku sambil meminum
kopi. Aku istirahat lagi.
Ketika aku kembali ke medan pertempuran untuk
memotong daging ternyata pisauku sudah tumpul dan gagal menembus daging kambing
yang alot. Dan tiba-tiba orang tua disampingku berkata “Jadi remaja seperti
kamu itu seharusnya bekerja keras dan mengerti bagaimana susahnya mencari uang,
seperti pisau yang baru saja tumpul itu, pastilah kamu akan mengasahnya dulu
sehingga bisa berguna dengan semestinya lagi. Sama halnya dengan kehidupan ini
nak, sebelum kamu melangkah lebih jauh siapkan bekalmu siapkan ilmumu dulu dan
setelah bekalmu siap maka hancurkan setiap halangan yang menjatuhkanmu untuk
kesuksesanmu. Aku terhentak diam mematung.
Dua pembelajaran
kehidupan hari itu aku telah dapatkan, pertama teruslah berbagi kebahagiaan ke
orang lain dan yang kedua adalah siapkan bekalmu sebelum ke medan pertempuran
karena itu memumudahkan jalanmu untuk gapai kesuksesan.
Azwar, 17 Tahun