Tuesday, September 13, 2016

Ketika Ditanya Cita-Cita

     
     Ada kalanya kita akan memilih pilihan dengan mantap dan ada juga waktunya akan ada banyak pertimbangan sebelum memilih. Siang tadi di kantin sekolah setelah bel berdering tanda akhir jam pelajaran, ada tiga alumni sedang njagong ditemani minuman dingin pelepas dahaga. Mereka adalah Aufa, Wafi dan Obi. Alumni lulusan tahun 2016. Sebab mereka datang kesekolah adalah untuk mengurusi raport yang harus dilegalisir untuk keperluan perkuliahan. Aufa sekarang sedang meneruskan pendidikannya di Universitas Negeri Islam Nahdlotul Ulama (UNISNU) Jepara mengambil Tekhnik Sipil. Wafi sebagai satu-satunya alumni 2016 yang bisa menembus Universitas Gajah Mada (UGM) Jogja yang mengambil Filsafat. Sedangkan yang terakhir Obi kini menjadi mahasiwa di Universitas Malang dan menjadi accountant.
    Tanpa menunngu lama aku yang sedari tadi bersenda gurau dengan teman-teman absurd di pojok kantin mulai mendekat ke tiga alumni ini. Ada pepatah lama mengatakan “Guru Terbaik Adalah Pengalaman”. Maka aku dan teman-teman yang kepo akan dunia perkuliahan akhirnya ikut nimbrung di sesi njagong alumni itu. Ketiga alumni nampaknya tidak keberatan sama sekali akan kehadiran kami.  Aku sudah cukup akrab dengan mereka karena pernah tergabung dalam satu tim produksi bersama Aufa dan Wafi. Tingkat keiingintahuanku akan dunia perkuliahan saat itu sedang manis-manisnya. Aku mulai mengeluarkan sebuah pertanyaaan klasik dan mainstream.
Daftar pertanyaaan yang membosankan antara kelas 12 dan alumni.
1.       “Bagaimana rasanya Kuliah ?”
2.       “Per semesternya berapa Juta”
3.       “Kuliahnya lewat jalur apa?”
4.       “Ada Beasiswa nggak?”


    Pembicaraan kami mulai panjang, sampai membahas tentang hal-hal yang dianggap tabu seperti free sex place di Jogja. Kata Wafi dunia perkuliahan adalah dunia kebebasan dimana kita harus menemukan jati diri dengan cepat dan pintar menyesuaikan keadaan. Obi yang sekarang kuliah di Universitas Malang menambahkan, “Pandailah berkomunikasi karena ketika kamu kuliah berarti kamu sedang ber akulturasi seluruh Indonesia”. Njagong dengan orang berpengalaman sama saja kita memetik ilmu yang sudah matang. Mereka bertiga jika ditanya apa cita-citanya pastilah akan diawab dengan mantap dan penuh percaya diri, kalaupun cita-citanya tidak tercapai pasti ada step-step yang sudah disiapkan.
    Tiba-tiba menceletuk kepadaku “Terus kamu pengennya masuk universitas mana..?”. Itulah pertanyaan yang aku takuti ketika menginjak kelas 12 SMK. Berbeda sekali ketika aku masih duduk di kelas 1 Sekolah Dasar, saat bapak ibu guru bertanya apa cita-cita kalian semua murid pasti menjawab dokter,pilot dan polisi. Seolah-olah hanya ada tiga pekerjaan itu dimuka bumi. Namun keadaan hari ini sudah sangat berbeda. Dokter, pilot dan polisi benar-benar sudah hilang dari daftar cita-citaku. Aufa masih menunggu jawabanku. “Aku mau kuliah di New York Univerity, USA di Cinematic Faculty”. Aufa terhentak kaget disusul gelak tawa teman-teman yang lain. Belum sempat ada yang berkomentar aku sudah ngomel lagi “Im serious, tidak ada dalam UUD 45 hasil amandemen kalau orang yang punya cita-cita tinggi akan dipenjara dan dijatuhi pasal berlapis”. Gelak tawa mengejek semakin menggemuruh siang itu.
    “Are you serious will be college there?”. Wafi adalah orang yang sedikit membelaku saat itu. Dia memberi nasihat yang bisa membangkitkan orang yang dalam keadaan sangat depresi. Dengan menepuk-nepuk punggung dia menyemangatiku untuk terus bermimpi dan mewujudkan mimpi itu segera. Aufa yang nampaknya ragu akan cita-citaku akhirnya berkomentar “If you fail for it, what will you do and where is University you will be entering?”. Untuk pertanyaan kali ini aku sudah sangat siap. “Jika aku nantinya gagal kuliah di New York. Jogja Film Academy adalah tujuanku selanjutnya”. Siang itu menjadi lengang sejenak.
    Semakin kita tumbuh menjadi sesorang yang dewasa maka ujian kedewasaan tidak sama lagi saat kita masih ingusan, kita akan diuji oleh Yang Maha Kuasa untuk memilih pilihan yang sebenarnya itu bukan pilihan. Hari ini aku bertanya pada diriku sendiri “Apa cita-citaku sebenarnya?”. Aku bingung menjawabnya sendiri. Karena banyak hal yang akan mengganjal dalam proses menggapainya dan akan ada banyak pilihan yang sebenar bukan pilihan melainkan keharusan. “Aku ingin jadi Film Maker, Youtuber dan Writer” kalimat itu yang aku bisikan kedalam hati terdalamku sebagai jawabannya.

Azwar, 17 Tahun

0 komentar:

Post a Comment

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net