Tuesday, April 18, 2017

Wawancara Gila



Pagi buta Azwar sudah disibukan dengan undangan wawancara masuk kuliah ke Semarang. Sebenarnya sih Azwar memang nggak niat-niat banget, eh dia malah lolos tahap satu. Kita tahu bersama bahwa Azwar adalah orang yang sembrono alias ngomong sak karepe udele. Bersama sahabatnya Jarwo dia menuju Semarang. Yang dia juluki sebagai kota rob.

Dengan motor bututnya dia harus berangkat sebelum adzan subuh berkumandang, karena kalau telat sedikit saja dia akan jadi pepes di sepanjang kawasan Sultan Agungn. Jika Jarwo dikondisi seperti  itu dia pasti sudah protes ngalor ngidol menyalahkan siapa saja yang berkaitan dengan pemegang kebijakan. Setelah menempuh perjalanan yang panjang akhirnya mereka berdua sampai di Universitas tujuan.

Sialnya Azwar harus mendapat nomor urut 186. Dan itu nomor terakhir. Jarwo yang tidak sabar menunggu Azwar akhirnya mengelilingi Univeritas yang katanya besarnya sama dengan kampung Jarwo. Naluriah Jarwo muncul saat ada segerombolan mahasiswi yang menamakan dirinya Islamic Modern Community. Dia memegangi juniornya agar tidak berdiri dan menyembul. Bisa malu dong Jarwo. Namun juniornya juga pengen  eksis dengan menyatakan “Saya tidak impoten”. Jarwo memang benar-benar sudah kualat. Nafsunya liar. Padahal para mahasiswi sudah mengenakan pakaian muslim yang tertutup rapat serapat-rapatnya sampai-sampai Jarwo tidak meihat celah antara kulit dan kain pakaian. Ya Jarwo memang sudah melihat karya Tuhan yang sungguh indah. Makanya juniornya menegang.

Menjelang adzan ashar akhirnya Azwar mendapat giliran wawancara. Pertanyaan pembuka khas wawancara berjalan lancar. Ceritakan latar belakangmu, bagaimana kondisi ekonomi keluarga, dan pertanyan wajib pewancara seleksi, kenapa kamu memilih kuliah disini?. Azwar menjawab dengan mudah karena ini hanyalah  pertanyaan untuk menguji kecakapan dalam berbicara. Ini sih makanan Azwar sehari-hari. Nampaknya juri wawancara sudah kelelahan. Dia bemalas-malasan dalam bertanya. Namun, bukanlah Azwar kalau belum kurang ajar.

“Apa hal yang paling sulit yang pernah kamu alami dalam hidup?” Juri bertanya dengan malas
“Saya lahir diantara orang-orang yang tidak jujur seperti peserta wawancara sebelum-sebelumnya saya yang terlihat sempurna, padahal asline podo wae”. Azwar juga menjawab dengan malas
“Dari segi apa ketidak jujuran mereka?”. Juri berdehem
“Dari segi mana saja Pak Dosen. Masa lalu mereka terlihat sempurna tanpa cacat apalagi mengalami proses kegagalan. Mereka seperti sudah memiliki semuanya dan tidak perlu lagi menempuh perkuliahan. Apakah itu yang dicari dari wawancara ini Pak Dosen?. Padahal disini adalah tempatnya orang-orang yang haus akan ilmu pengetahuan bukan pamer intelektual”.
“Hahahaa, kamu ini lho aneh. Ini kan wawancara masuk kuliah, ya harus mencari yang terbaik. Apalagi ini jalur khusus siswa berprestasi. Yang terbaiklah yang akan diterima, agar mereka berkontribusi untuk Univeritas dengan prestasinya”.
“lho ini jalur khusus siswa berprestasi toh. Kenapa saya diundang wawancara?. Saya kan ndak punya prestasi?”
“Saya kan tadi udah bilang, kalau ini jalur KHUSUS” Juri tersenyum sumringah.

Azwar dan Juri akhirnya keluar dari Auditorium menuju warung kopi di pasar murah belakang Uiversitas. Mereka jagong ngalor ngidol dan semakin akrab hanya karena satu kata “KHUSUS”. Setelah maghrib Azwar akhirnya bertolak ke Jepara. Namun dia lupa satu hal penting. Dia pulang tanpa sahabat karibnya. Jarwo. Kata Jarwo dia akan pulang besok pagi karena malam ini dia harus menginap di kos teman barunya yang menjadi anggota Islamic Modern Community.


Azwar, 17 Tahun

3 comments:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net