Azwar malam ini nampaknya akan senang
sekali. Pasalnya malam ini akan ada empat orang berpendidikan tinggi saling
beradu argumen untuk membangun DKI. Maklumlah Azwar pendidikannya hanya sampai
sebatas patok tenda. Apalagi setelah Ujian Nasional ini dia resmi menjadi
pengangguran professional dengan pangkat S. Pg.
Malam ini Azwar mengundang teman
seperjuangan untuk nonton bareng di gubuknya. Ditemani kopi tempur tanpa gula
asli Jepara yang aromanya membuat siapa saja jatuh cinta. Gorengan gurih mbok Yem tak mau kalah
berpartisipasi memeriahkan nonton bareng debat final Cagub DKI. Mbak Ira Koesno
yang body aduhai menarik perhatian teman
Azwar.
“War saya siap adol motor buat nglamar
mbak Ira Koesno”.
“Hah
cocotmu kok elek. Kita harus fokus debat dengan memperhatikan Visi Misinya”
“Apa cagubnya nggak nafsu ya war,
melihat anunya mbak Ira yang uhhhhh”
“Itu kalau Cagubnya kamu”
“ohhh jangan salah kamu War. Seharusnya memang saya yang harus menjadi Cagub. Soalnya saya sebagai orang miskin sudah tidak diragukan lagi tingkat keadilannya. Hari-hari kami orang miskin dipenuhi dengan keadilan. Bagaimana tidak adil. Kami harus membagi penghasilan kami yang pas-pasan untuk menghidupi keluarga juga untuk membeli material untuk nambal jalan. Dengan uang pas-pasan saja kami masih bisa berbagi demi kemaslahatan umat”.
“ohhh jangan salah kamu War. Seharusnya memang saya yang harus menjadi Cagub. Soalnya saya sebagai orang miskin sudah tidak diragukan lagi tingkat keadilannya. Hari-hari kami orang miskin dipenuhi dengan keadilan. Bagaimana tidak adil. Kami harus membagi penghasilan kami yang pas-pasan untuk menghidupi keluarga juga untuk membeli material untuk nambal jalan. Dengan uang pas-pasan saja kami masih bisa berbagi demi kemaslahatan umat”.
“Kamu ngomong seperti itu karna kamu
belum pernah diberi kekuasaan”.
“Bagaimana mau berkuasa kalau kekuasaan
itu diperjualbelikan”.
“wes,
wes rak usah mbahas seng rak penting”
Azwar dan temannya akhirnya memerhatikan
jalanya debat Cagub DKI. Seperti menonton OVJ di Trans 7. Setiap kali ada calon
yang mengutarakan progamnya diluar akal manusia sehat mereka akan tertawa
sekeras-kerasnya sampai tetangganya menegur beberapa kali. Dan yang paling
parah adalah ketika calon Jempol menjawab fakta reklamasi dengan sebuah opini
anak TK. Azwar dan temannya sampai mengambil air wudhu untuk mendirikan sholat
pengampunan dosa.
Gorengan mbok Yem malam ini memang tanpa
Lombok setan. Ya tau sendiri lah
setan akhir-akhir ini sibuk ngotot ingin punya jabatan di Kantornya Pak Dhe.
“Jujur war saya lebih suka dengan
progamnya Pak Ahok. Adil, bijaksana, dan tidak memanjakan masyarakat DKI”.
“Manja bagaimana maksudmu?.
“Manja bagaimana maksudmu?.
“Ya kalau pengen hidup layak di DKI yo mesti kudu wani kesel lan kudu pinter”.
“Kalau yang satunya. Saya lebih memilih
wakilnya pindah jadi Cagub”
“Ouh”.
Mereka berdua terus asyik menyaksikan
debat sampai larut malam. Kopi tempur malam ini benar-benar manjur mengusir
kantuk. Azwar tiba-tiba nyeletuk “Wo Jarwo py nek Cagub DKI seng kalah kita
jadikan Bupati Jepara”. “Wah setuju aku War. Tapi belum tentu mereka bisa
sebaik Bupati kita war”. Semua terdiam lengang. Lebih baik dari mana coba.
Mungkin begitulah bahasa wajah Azwar.
Pertamax
ReplyDelete