TMP siang itu suasana cerah. Burung-burug bersuara seperti
biasanya. Suara mesin pemotong rumput taman berpacu dengan keringat perjuangan
mencari rupiah. Azwar saat itu sedang dirundung galau tingkat dewa. Dia dituduh
teman-temanya mempunyai otak kotor atau jawanya itu ngeres. Selama hidup Azwar memang sudah biasa dituduh-tuduh, tapi
kali ini dia kurang setuju dengan tuduhanya. Kurang pas. Dulu saat dia berhasil
mendapatkan cewek idola sekolah, dia dituduh menggunakan ilmu hitam untuk
mendapatkannya sampai-sampai ilmu hitam yang digunakan melekat di kulitnya. Azwar
setuju dan membenarkan.
Tapi untuk masalah nafsu dia menolak keras. Dia bersikukuh
mencintai kekasihnya apa adanya. Tanpa terlintas dipikiran untuk memerawaninya.
Tiba-tiba teman Azwar datang dari belakang.
“Nafsu tidak perlu direnungi
melainkan dipelihara”
“Saya bersumpah. Saya tidak nafsu dengan kekasihku”
“Nyatanya kemarin kekasihmu pulang dengan bekas merah di lehernya”
“Itu kegigit”
“Untung dia masih perawan war”
“ngomong opo kue”
“Percayalah sesuatu yang ditahan sekarang akan merasa sangat nikmat
jika dilepaskan nanti. Kalau kamu benar-benar mencintainya rawatlah dia seperti
kamu merawat dirimu. Cinta dan nafsu hampir tidak ada batasnya. Karena setelah
dua remaja saling mencintai disitulah nafsu tumbuh bagai jamur di musim hujan.
Subur. Kamu lihat di pojok sana. Disana ada dua remaja saling mencintai dan
saling menikmati dosa zinah. Taman Makam Pahlawan yang sejatinya untuk
mengenang dan menghormati Pahlawan yang gugur malah menjadi ladang subur
pecinta seks bebas”
“Itu kan hak mereka di era kebebasan dan globalisasi. Selama mereka
berkomitmen kan its oke. Toh kita tidak kehilangan sesuatu apapun dari
perbuatan mereka”
“Besok aku mau merawani pacarmu dulu kalau gitu”
Seketika itu Azwar langsung terdiam dan mengusir temannya. Dia
meneruskan renungannya dan terus bertanya kepada Tuhan “yaaaa Tuhan kenapa
engkau ciptakan Cinta dan Nafsu kalau pada akhirnya makhlukmu menghianatimu”.
Teman yang diusir Azwar tidak langsung pulang. Dia malah asyik tawar menawar
harga denga wanita montok dengan cawet
merahnya. Ohhh jancuk.
aneehhhhhh 😂
ReplyDeletetapi nyata
Delete-_-
ReplyDelete