Wednesday, April 5, 2017

Adu Dorong Paripurna Nasib DPD


Kata Bang Iwan Fals “Wakil Rakyat Kumpulan Orang Hebat”. Sudah terbukti dan terpampang nyata dalam pentas teater sidang Paripurna. Azwar yang sedang sibuk memikirkan Ujian Nasional ditambah pusing dengan dimintai pendapat tentang “Adu Dorong Paripurna Nasib DPD”. Salah satu temannya berpendapat “Wah ini benar-benar memalukan panggung politik negeri kita, masak manusia berpendidikan sekelas Doktor kok ndak bisa santun beragumen”. Teman yang tadi berpendapat menyeggol Azwar. “Piye iki terusan”. Azwar menjawab dengan bijak. Kadang-kadang Dia bijak kalau sedang fokus pada sesuatu. “Mereka kan juga manusia , punya batas kesabaran dan ambang nalar”. Teman yang lain protes “Yooo ndak bisa gitu tho mereka itu dibayar rakyat untuk membuat kebijakan bukan buat keributan, omong kosong dengan kesabaran”. Azwar masih meneruskan membaca buku persiapan UN Bahasa Inggrisnya.

“Kalian ini sedang Ujian Nasional kok malah bahas yang seharusnya tidak perlu dibahas” Azwar nyeletuk. Semua teman-teman Azwar nampaknya tidak akan berhenti berdebat sampai menjelang maghrib. Mereka harus mendapat argument yang kuat sehingga mereka mau membubarkan diri dengan senang hati. Yang dipermasalahkan disini bukanlah hasil rapat atau kebijakannya. Teman-teman Azwar sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Yang dipermasalahkan mereka adalah adu dorongnya. “Mungkin mereka belum pernah mengenyam pendidikan karakter” salah satu teman Azwar nyeplos. “Hust ngomong opo kue, mereka itu putra-putri terbaik daerahnya sebagai wakil di pemerintahan kok, ya pasti manusia-manusia terdidik” teman yang lain menyanggah. Dan perdebatan masih terus berlangsung.

Telinga Azwar mulai panas mendengar keributan yang mengganggu belajarnya. Tiba-tiba Azwar angkat bicara “Sejatinya panggung politik itu kelasnya sama dengan panggung teater, yaa mungkin dulunya mereka ikut UKM Teater jadi aktingnya bisa memukau. Biarkan mereka bersandiwara, penonton boleh mencaci maki, berkomentar, bahkan menimpuknya. Namun ingatlah itu tidak akan mengubah alur ceritanya. Panggung politik tidak diperuntukan kepada orang jujur. Karena orang jujur di panggung politik tak ubahnya hanya sebagai pemain figuran. Jadi aku yang orang teater ini seharusnya berbangga. Selangkah lagi aku akan diangkat menjadi anggota dewan karena kelincahanku dalam berakting alias menipu”. Beberapa menit lengang. Semua peserta debat akhirnya meninggalkan tempat. Dan ternyata Azwar lupa kalau besok ujiannya adalah matematika bukan Bahasa Inggris. Ohh sialnya nasib Azwar.

Azwar, 17 Tahun

Calon Petinggi

0 komentar:

Post a Comment

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net