Tuesday, March 28, 2017

Bapak Bicaralah


Menurut hadis nabi orang yang harus pertama kali kita hormati adalah Ibu, Ibu, Ibu selanjutnya baru Bapak. Tapi dalam hal mendidik anak-anaknya peran keduanya haruslah seimbang. Seorang Ibu yang pengasih dan seorang Bapak yang bijaksana akan menghasilkan anak-anak berkarakter dan mempunyai perangai baik. Aku sekarang duduk di kelas tiga di salah satu SMK di Kota Jepara. Dan sebentar lagi akan graduated. Insyallah.

Aku dua bersaudara. Kakak perempuanku sekarang sudah bekerja di salah satu proyek besar milik Jepang sebagai akuntan. Ibuku orang yang bertanggung jawab dengan segala urusan rumah dan Bapak adalah seorang PNS yang bertugas di Taman Kanak-Kanak sebagai Guru Pengajar. Umurku sekarang menginjak delapan belas dan Aku masih bisa menghitung berapa kali aku bercakap dengan Bapaku. Semenjak Aku duduk di kelas 3 SMP, Bapak mulai berubah cara mendidiknya. Yang dulunya selalu dimanja dan dinomorsatukan sekarang Bapak lebih bijaksana.

Aku masih ingat ketika dulu waktu masih duduk di sekolah dasar. Masa-masa itu Aku ingin mencoba banyak hal untuk menemukan jati diri. Pernah mengikuti Sekolah Sepak Bola juga Pencak Silat selama satu tahun dan selama itu pula Bapak selalu mengantar dan menemaniku. Bukannya Aku manja tapi Bapak yang memintanya. Karena beliau paham akan tanggung jawab perkembangan anaknya.  Pernah sekali aku mengecewakan beliau yang hingga saat ini aku masih mengingatnya dengan jelas.

Saat itu pagi hari, hujan lebat mengguyur kota. Bapaku siap mengantarkanku berangkat sekolah. Aku kelas 3 SMP. Perjalananku menuju sekolah aman-aman saja. Hingga tiba-tiba sebelum tikungan terakhir menuju sekolah, motor Bapak terperosok ke lubang jalan yang tertutup genangan air. Saat itu sudah pukul 07.00. Aku turun dari motor mulai berhitung dengan keadaan, kalau Aku bantu Bapak mengeluarkan motor dari kubangan akan memakan banyak waktu dan Aku telat masuk sekolah. Seragam osisku semakin basah kuyup. Saat itu Aku benar-benar mengambil keputusan yang bodoh. Tanpa bercakap dengan Bapak, Aku sudah berlari meninggalkan Bapak yang masih sibuk mengeluarkan motor dari kubangan. Aku mulai menembus hujan menuju gerbang sekolah dengan berasumsi Bapak pasti akan mengijinkanku tidak membantunya karena ditakutkan akan telat. Ternyata asumsiku salah besar. Saat Aku pulang ke rumah, Ibuku marah besar karena Aku meninggalkan Bapak sendirian berjuang mengeluarkan motor dari kubangan. Aku masih ingat sekali Ibuku mengucapkan kalimat ini. “Apakah gurumu pernah mengajari kamu meninggalkan orang tua yang kesusahan, lihat Bapakmu, sekarang demam tinggi karena kau. Hari ini kau buat kesalahan besar. Bukan karena kau meninggalkannya saat hujan, tapi kau lancang meninggalkan orang tua tanpa pamit”. Dan mulai dari kejadian itu, Bapak memilih diam dalam mendidiku. Diam dalam aritian bijaksana, membiakan Aku mencari duniaku sendiri.

Aku lulus SMP dan mencoba meneruskan ke salah satu SMA ternama. Nilaiku mencukupi untuk itu. Bapak tidak mengarahkanku juga tidak membebani.  Semuanya terserah padaku dan Bapak masih diam dalam kebijaksanaan. Tapi akhirnya Aku memilih masuk SMK karena setelah lulus Aku punya dua pilihan. Kuliah atau Kerja. Selama tiga tahun di SMK Aku mencoba menyibukan diri mengikuti banyak kegiatan agar waktuku bisa kuhabiskan di sekolah. Karena di rumah rasanya mulai sepi dicampur canggung kalau ada Bapak dan Aku dirumah. Tidak saling sapa apa lagi bercanda ria. Hari-hari aku lewati dengan intensitas percakapan yang minim sekali, bahkan dalam satu hari tidak bercakap sama sekali. Kalau Aku sedang duduk di teras membaca buku dan Bapak akan menikmati kopinya, Bapak memilih membatalkan niatnya menikmati kopi kalau tahu ada Aku di teras. Bapak ini sedang menghukumku atau sudah menyesal punya anak Aku. Sejak saat itu, Aku berpikir, mungkin Bapak memang sudah tidak peduli denganku.

Sebentar lagi Aku lulus dari SMK dan Aku ingin sekali meneruskan di Universitas Ternama. Mengejar semua cita-cita dan melihat dunia yang sebelumnya hanya Aku lihat di internet. Namun Ibuku mematahkan semangatku. “Bapakmu suruh kau pikir-pikir dulu untuk masuk kuliah. Karena Bapakmu sedang sulit dalam ekonomi nak”. Ibuku menjelaskan dengan Bahasa sebaik mungkin. Namun Aku tidak bisa menerimanya dengan baik. Bulshit dengan ekonomi. PNS itu dijamin negara mulai dari kesehatan sampai pendidikan anak-anaknya. Kenapa hanya membiayai kuiahku saja harus dipikir -dipikir. Aku benci dengan Bapaku saat itu. Mungkin Bapak memang sudah tidak peduli denganku apalagi pendidikanku. Aku kalah. Seharian Aku menangis dalam kamar. Bapak memang sama sekali tidak peduli denganku.

Aku semakin dewasa tapi intensitas komunikasiku dengan Bapak semakin hilang bahkan luntur dan bahkan lagi Bapak sudah tidak peduli denganku. Aku teringat nasihat bijak guru agama di sekolah yang mengatakan. “Ridho Allah tergantung ridho kedua orang tua, jadi berbaktilah semampu kalian kepada orang tua. Dan ingat ini baik-baik, semarah apapun orang tua kalian. Tidak akan pernah ada orang tua yang membenci darah dagingnya sendiri”. Namun saat ini nasihat itu bagai angin lalu.

Hingga tengah malam Aku belum juga memejamkan mata. Aku mulai berpikir tentag janji-janji masa depan yang segera sirna. Aku harus bertindak menyelamatkan masa depan. Malam itu Aku membuat catatan dan rencana untuk mendapatkan uang bagaimanapun caranya. Malam itu juga Aku bertekad kuliah dengan pendapatan sendiri. Dan malam itu juga hatiku tersayar-sayat.

Adalah tengah malam waktu sebagaian manusia beristirahat. Aku mendengar percakapan Bapak dan Ibu di tengah sunyinya malam. Semua proses membuat rencana masa depan Aku hentikan demi mendengar percakapan itu. “Pak, bagaimana dengan kuliah anak kita?”. Ucap Ibu. “Aku sudah memikirkannya. Dia pasti berpikir kalau PNS itu ada jaminan dan gajinya akan selalu utuh. Tapi Dia belum tahu kalau hidup ini tidak hanya masalah pendidikan. Ada masalah lain yang harus segera diselesaikan. Tapi  bagaimanapun juga Dia harus kuliah”. Jawab Bapak. Aku hanya diam. “nanti kalau memang tidak ada jalan keluarnya Ibu akan jual perhiasan pak”. Ibu berkata lirih. Bapak menghela nafas. “Andai dulu Bapak tidak terjebak dalam dunia hitam perjudian. Kita tidak akan terlilit hutang juga angsuran rumah yang memberatkan, dan hari ini kita tidak menyaksikan anak kita menangisi masa depannya. Tapi tenanglah Aku akan bertanggung jawab atas pendidikan anaku dengan meminjam uang di Bank dengan jaminan motor kita”. Bapak menyahuti Ibu. Mereka berdua terdiam. “Sudahlah Pak tidak usah diingat kejadian itu yang penting saat ini adalah masa depan anak kita”. “Anak kita sudah tidur setelah seharian menagis?”. Bapak bertanya. “Mungkin sudah Pak”. “Aku merasa bersalah mendidik anaku sekeras ini dengan cara mendiamkannya. Tapi ini demi kebaikannya, demi kedewasaannya. Semoga Dia kelak menjadi anak yang luar biasa”. “Amin”. Ibu menangis

Hatiku tersayat-sayat. Aku menangis sejadi-jadinya. Memeluk guling, menarik selimut sampai menutup kepala dan berusaha menahan suara yang keluar dari tangisku. Malam itu Aku menyesal pernah membenci Bapak.  Benar kata guru agamaku. “Tidak akan pernah ada orang tua yang membenci darah dagingnya sendiri”.  Aku sayang Bapak dengan semua masa lalunya. Beliau adalah teladan terhebat dalam mengarungi kehidupan. Aku tahu dari Ibu perjuangan Bapak menjadi guru mulai dari bayaran tujuh puluh ribu hingga sekarang yang sudah layak. Bapak rela membelikan Aku Laptop padahal Beliau sendiri lebih membutuhkannya. Aku menyaksikan hingga larut malam Bapak mengurus pekerjaan dengan penuh dedikasi. Dua puluh tahun lebih Bapak mengabdi menjadi Guru. Dan selama itu pula Bapak tidak pernah mengeluh. Aku ingin sekali menghadiahi Bapak di Ulang Tahunnya tahun ini dengan sebuah Laptop. Agar beliau lebih meningkatkan profesionalitasnya dalam mengajar. Tapi Bapak, mengertilah Aku juga rindu bercanda gurau dengan engkau seperti dulu. Aku memang beranjak dewasa tapi kasih sayangmu Aku butuhkan sepanjang masa. Bapak bicaralah. Aku Rindu


Azwar 17 Tahun.

Tuesday, March 14, 2017

Mari Menemukan Jati Diri


Banyak buku yang sudah aku  baca, banyak film yang sudah aku tonton, banyak artikel internet yang aku habiskan, tapi hingga saat ini ilmuku sangat-sangat jongkok. Aku mencoba berkarya di media sosial dengan tujuan curhat secara sehat, bukan asal curhat layaknya anak alay lewat status-status rendahan. Blog ini aku buat untuk mencurahkan pemikiranku lewat tulisan bukan untuk mendulang rupiah lewat adsense. Tapi muncul pertanyaan dari salah satu temanku, terus kenapa kamu masih daftarin blogmu ke adsense?. Kita semua janganlah munafik masalah materi. Aku tidak sebodoh itu untuk tidak bermain adsense, blogku aku daftarkan adsense ya jelas tujuanku mencari rupiah, tapi itu hanya salah satu dari tujuan-tujuan sekunder dari pendirian blog ini. Kalau tujuan utamaku rupiah ya pasti kontennya nggak acak adul seperti ini.

Ini adalah personal blog yang tidak mementingkan jumlah pembaca atau income adsense. Disini yang terpenting penulis puas akan tulisan dari hasil pemikirannya mengenai masalah dilingkungannya. Aku juga sudah buat blog yang kontennya tertata karena menurutku itu perlu untuk berbagi informasi tentang tempat-tempat travelling. check azwar backpacker dan semoga aku bisa istiqomah travellingnya juga membuat konten tulisan yang berbobot.

Kita kembali ke judul “Mari Menemukan Jati Diri”. Kalau kita sering membaca entah di internet atau buku-buku pasti banyak yang membahas mengenai Passion. Dalam kamus Bahasa Inggris Passion berarti nafsu atau keinginan besar. Bisa disimpulkan bahwa passion adalah melakukan sesuatu hal yang amat kita sukai atau gemari sehingga kita amat bernafsu untuk memberikan yang terbaik. Istilah gampangnya itu ya “Hobi”. Ridwan Kamil pernah mengatakan “Pekerjaan paling mudah di dunia adalah hobi yang dibayar”. Menurutku itu benar sekali. Pernah suatu hari aku ditawari membuat film bareng oleh SMA sebelah. Lalu aku tanya. Darimana mereka tahu kalau aku suka membuat film. Dari channel Youtubeku katanya. Aku langsung mengiyakan tawarannya. Saat proses kreatif membuat film, sama sekali aku tidak punya pikiran untuk nantinya akan dapat fee dari produksi ini. Yang terpenting aku bisa berkarya, hobiku tersalurkan, membangun relasi, dan bermanfaat bagi orang lain. Dan setelah produksi selesai, Alhamdulillah aku dapat rejeki dari hobiku membuat film ini. Padahal di youtube aku hanya bersenang-senang menghibur diri dan syukur-syukur ada orang lain yang terhibur. 

Setelah produksi pertama dengan SMA sebelah berhasil relasiku semakin banyak dan terus melebar ke sekolah-sekolah lain. Tanpa aku duga ternyata banyak sekolah bahkan Univesitas yang membutuhkan jasa pembuatan film. Setiap hari aku di contact dengan orang-orang baru membicarakan proyek. Satu bulan masuk 5 proyek besar yang bernilai jutaan katakanlah. Teman-temanku aku kerahkan semua untuk membantu menyelesaikan proyek besar ini (besar menurut pandangan pemula). Satu bulan yang penuh perjuangan akhirnya berlalu. Aku punya pendapatan dan bisa membantu teman-temanku menambah uang sakunya.

Namun masalah datang. Aku mulai mereview film-film. Kualitasnya ternyata semakin menurun dari produksi pertama sampai produksi yang terakhir. Penyebabnya adalah aku sangat terobsesi dengan kejar target, karena ini berhubungan dengan bayaran dari client. Jadi aku mulai mengabaikan kualitas filmnya. Saat itu aku mulai berpikir. Ini tidak sejalan dengan prinsipku berkarya yang selalu mengutamakan kualitas konten. Aku memutuskan untuk berhenti dari jasa pembuatan film. Ternyata aku belum siap professional.

Tapi itu bukan akhir cerita, aku berhenti bukan berarti menyerah. Belajar lebih giat lagi itu wajib, meningkatkan profesionalitas, dan tentunya memperdalam ilmu perfilman. Agar suatu saat nanti menjadi orang professional dalam segala segi industry perfilman. Banyak pelajaran yang aku ambil dari pengalaman ini. Hanya dari menghibur diri di Youtube ada banyak banyak orang yang ingin membayar kita. Jadi Ridwan kamil adalah orang yang sudah melewati masa bekerja dengan sangat mudah. Makanya beliau berani berucap seperti itu.

Mulai dari sekarang, jangan pernah takut salah dengan hobimu. Karena hobimu suatu saat akan menjadi teman terindah menjalani kehidupan. Terus tekuni, perdalam keilmuannya, bangun relasi, dan kuatkan kontennya maka hasil tidak akan menghianati semuanya. Bodoh amat dengan masalah rupiah. Teruslah memperkuat konten dan percayalah maka kamu akan dikuatkan dengan kepuasan dan rupiah sebagai hadiah. Mari kita menemukan jati diri yang sesungguhnya agar Indonesia semakin kaya akan kreatifitas dan stop berkeinginan hanya jadi karyawan. Ayo kita ciptakan banyak karyawan. Oh yaa, jujur, Aku punya cita-cita jadi pengusaha besar agar lebih bermanfaat bagi banyak orang. Tapi pertanyaannya adalah pengusaha apa?.

Azwar, 17 Tahun

Calon Petinggi

Saturday, March 11, 2017

Gardu Pandang Bukit Jehan yang Memesona


Sebelumnya, mari kita beri apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Pemerintah dan Warga Desa Kunir, Keling, Jepara, Jawa Tengah karena telah peduli akan kemajuan desa. Sebenarnya tempat wisata Gardu Pandang Bukit Jenah ini baru akan diresmikan tahun 2018. Proyek besar ini terus di kebut mulai dari akses jalan hingga tempat beli oleh-oleh. Semoga proyek ini tidak terbengkalai oleh oknum nakal. Amin.

Tapi tempat ini sudah trending lebih dulu di instagram sebelum diresmikan. Sebuah tradisi terjadi lagi, sudah menjadi rumus yang tepat ketika tempat wisata lagi naik daun maka sampah mulai menggunung. Ketika aku datang kesana terlihat sampah plastik baru yang berceceran juga kertas bekas tulisan alay yang tak sedap dipandang mata. Sungguh memprihatikan. Kita harus berpikir panjang akan aset luar biasa milik bersama ini. Kalau kita membawa sampah keatas maka kita bertanggung jawab membawanya turun. Syukur-syukur kita mau membawa turun yang bukan sampah kita.

Mari kawan kita gunakan akal sehat agar tercipta kehidupan yang sehat, Alam tidak akan marah kalau kita tidak memulai, karena sesunghunya tugas kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang, melainkan menjaga bumi bagi generasi penerus.



Azwar, 17 Tahun
Calon Petinggi

Monday, March 6, 2017

Dapat Nominasi “Ide Cerita Terbaik” di Festival Film Dokumenter Jepara #2



Jepara, 5 Maret 2017. Cerah berawan dan agak-agak sedikit mendung kayak hubungan kita, iya kita, kamu dan aku. Seperti biasa setiap weekend kebiasan yang aku lakukan adalah Refreshing Produktif. Weekend minggu ini aku habiskan waktu untuk melatih adik-adik PMR yang akan ikut Jumbara Mei mendatang, siangya aku sempatkan mengunjungi pameran UMKM kreatif se-Jepara di Gedung Haji sebelah terminal.

Pameran UMKM kreatif yang diselenggarakan oleh komunitas film C6 art ini bertujuan untuk memfasilitasi pelaku usaha kreatif untuk unjuk gigi. Ada banyak stand dengan brand yang menarik di dalamnya, juga ada pembicara kelas nasional yaitu sutradara kondang Indonesia Hanung Bramantyo. Pada kesempatan ini Mas Hanung mempromosikan film Kartini ke Masyarakat Jepara yang sejatinya sudah paham siapa Kartini. Ada point penting dalam talkshonya Mas Hanung. Sebenarnya shoting film Kartini tidak di Jogja melainkan asli di Jepara. Negosiasi yang dilakukan Mas Hanung dan Pemda Jepara untuk membuat replika Rumah Kartini yang akan digunakan Shoting menemui jalan buntu. Padahal kalau Pemda menyanggupi pembuatan replika Rumah Kartini, Mas Hanung akan membawa pemain besar dari Jakarta untuk shoting di Jepara. Dian Sastro dan Reza Hardian. Dengan follower Dian Sastro yang sudah mencapai 3 juta lebih, sekali saja Dia memposing foto sedang ada di Jepara, maka 3 juta pasang mata akan tahu indahnya Jepara. Itu adalah promosi pariwisata berantai yang luar biasa. Tapi kenyataannya Pemda gagal menyanggupinya.







Di pameran kreatif UMKM juga diadakan Lomba Festival Film Doukumenter Jepara dengan mengangkat tema “Industri Kreatif”. Aku sebagai Film Maker amatiran mencoba meramaikan ajang satu tahunan ini dengan mengirim satu film untuk bersaing di FFDJ. Aku menggandeng komunitas film SMA N 1 Mlonggo untuk mencoba mengangkat ukir bambu yang baru saja dirintis di Desa Suwawal Timur, Jepara. Selama satu minggu menjalani proses kreatif yang cukup melelahkan karna harus beriringan dengan ujian praktik sekolah. Mulai dari perancangan ide, survey lapangan yang menghabiskan tenaga juga bensin, dan hal seru lainnya. Semua itu adalah pengorbanan.

Prinsipku dalam membuat film adalah edukatif. Jadi sebisa mungkin aku menggali hal-hal yang sekiranya bisa membuka wawasan dalam proses kreatifnya. Di desa Suwawal timur ini aku benar-benar mendapatkannya. Saat aku bertemu dengan Pak Samsur (kamituwo Desa) beliau mengungkapkan banyak permasalahan warganya daripada menjelaskan industri kreatif ukir bambu saat di wawancarai. Masalah pengangguran, pendidikan, sengketa tanah, Penyalahgunaan Dana Desa dan segudang permasalahan lainnya. Maka atas dasar banyaknya permasalahan di Desa, Pak Samsur mencetuskan usaha kreatif Ukir Bambu dengan tujuan utama mensejahterakan warganya. Dengan adanya industri ini maka warga akan mendapatkan penghasilan tambahan atau mungkin mata pencaharian utama. Setelah dapur sudah mengepul dengan otomatis warga akan terbuka pikiranya untuk bersama-sama membangun desa. Good Logic.

Dari awal konsep filmku ini akan mengangkat bagaimana proses pembuatan ukir bambu sampai strategi pemasarannya, tapi setelah aku njagong ngalor ngidol dengan Pak Samsur, aku segera mengubah ide cerita filmku ini. Sebenarnya ide utama film ini adalah Satriya dari komunitas film SMA N 1 Mlonggo.  Aku mencoba memasukan banyak permasalahan klasik warga desa daripada proses kreatif pembuatan ukir bambu. Dalam proses kreatif membuat film aku harus benar-benar mengikuti jalan hati dan menyampaikan apa yang seharusnya disampaikan. Dan disini aku ingin menyampaikan dan sedikit protes dengan kesenjangan sosial di desa. Dan aku nggak peduli kalau nantinya filmku ini kalah, yang terpenting aku meraskan kepuasan dalam proses kreatifnya. Tak disangka bagai ketiban durian runtuh, film yang berjudul “Bambu Impian Tuk Songo” ini berhasil menyabet penghargaan sebagai film dengan “Ide Cerita Terbaik” mengalahkan banyak pesaing se-Kab Jepara entah itu umum atau Pelajar. Alhamdulillah ya sesuatu.


Sebenarnya semua yang berpartisipasi dalam FFDJ adalah pemenang dalam proses kreatifnya masing-masing. Karena sulit sekali menemukan sineas muda berbakat di Jepara. Dengan ajang ini perfilman Jepara bisa diukur kualitasnya dan dari ajang ini juga silaturahmi antar sineas pelajar juga umum mulai rekat. Semoga kedepannya Jepara terus eksis di kancah perfilman nasional dengan event-event yang lebih besar juga berkualitas. Amin

Azwar, 17 Tahun

Calon Petinggi

Friday, March 3, 2017

7 Manfaat luar biasa ber-Organisasi sewaktu Sekolah, dan Hanya Bisa Dirasakan Setelah Lulus - Riset Azwar


Sering kali kita males banget mengikuti yang namanya kegiatan ekstrakulikuler sekolah, apalagi itu kewajiban, nggak ikut berarti nggak naik kelas. Ini sistem yang tidak adil menurut sebagaian pelajar. Kebanyakan sekolah menerapkan Pramuka sebagai ekstra wajibnya yang menurut mayoritas pelajar adalah menakutkan. Memang fakta itu tidak bisa dipungkiri.

Tapi tahukah kalian dibalik disiplin tingkat tinggi ekstra wajib membawa dampak yang luar biasa pada kita setelah lulus nantinya. Setelah melakukan riset beberapa hari dengan  alumni yang pernah mengikuti ekstra wajib atau berorganisasi hasilnya sangat memuaskan. Dan ini adalah 7 manfaat ber-organisasi sewaktu sekolah.

1.       Berani Berpendapat



Orang yang tidak berorganisasi biasanya lebih banyak diam dan hanya menerima perundingan atasan. Tapi itu tidak semuanya lho, berbeda dengan siswa yang berorganisasi, mereka akan berpengaruh di kelas masing-masing. Setiap ada permasalahan dia pasti mengeluarkan ide-idenya untuk selanjutnya dirundingkan untuk mencari pemecahannya.

2.       Mendapat Banyak Masalah



Siapa bilang orang yang punya banyak masalah itu hidupnya susah?. Semua itu hanya masalah penyikapan kita terhadap masalah tersebut. Anak organisasi pasti sering sekali menghadapi masalah yang bertubi-tubi dan kadang tiba-tiba, entah itu dengan Bapak Ibu Guru yang kontra dengan kegiatan organisasi atau masalah perizinan orang tua. Dari sanalah mereka belajar bijak menyikapi banyak permaslahan baru yang tidak didapatkan di pembelajaran formal.

3.       Mempunyai Jiwa Leadership



Di setiap kegiatan pasti ada masanya menjadi junior dan selanjutnya menjadi senior. Waktu junior pasti banyak yang ngomongin seniornya dibelakang. Dan kebanyakan begini. “Enak banget ya jadi kakak kelas bisa nyuruh ini itu habis itu bisa marah sepuasnya”. Pernyataan junior yang semacam itu memang lumrah. Tapi seniorpun juga akan membalas “Kalian junior hanya bertanggung jawab mengurus diri kalian sendiri dan kelompokmu, sedangkan kami harus bertanggungjawab kepada diri kami, kalian, dan juga keatasan, jadi ya pantas kami marah”. Disinilah jiwa kempimpinan di uji untuk saling mengatur semuanya pada kapasitasnya masing-masing. Hali ini sangat membantu kalian saat nantinya memasuki dunia kerja yang keras.

4.       Membangun Relasi



Dalam kegiatan organisasi pastilah banyak berhubungan dengan eksternal sekolah, seperti izin keramaian ke Polres, izin memakai tempat ke Pak RT dan lain sebagainya. Itu adalah kesempatan emas bagi anak organisasi untuk membangun relasinya dengan orang-orang baru. Dan itu cara berlatih yang paling tepat untuk menjejaki dunia kerja nantinya.

5.       Lebih Menghargai Orang Lain.



Melanjutkan poin ke 5, setelah berhasil membangun relasi dengan banyak orang-orang baru, kita pasti dibenturkan dengan berbagai karakter manusia yang berbeda-beda pastinya. Ini adalah kesempatan emas untuk memahami dan menghargai setiap perangai orang. Kata salah satu alumni yang aku riset mengatakan, “Dunia kerja nantinya tidak selembut yang dibayangkan hari ini, melainkan intensitas emosi sangat tinggi menjadi makanan sehari-hari, dengan ber-organisasi semenjak sekolah dan bertemu ornag-orang baru adalah pembelajaran paling tepat untuk memahami dan menghargai setiap orang”.

6.       Pengendali Waktu



Ikut aktif di organisasi pastilah menyita banyak waktu, tenaga, dan pikiran, kadang-kadang malah waktu yang seharusnya digunakan untuk pembelajaran formal malah terganggu. Bagi anak organisasi, ini adalah belajar diatas rata-rata kebanyakan teman-temannya. Setelah jam KBM selesai kebanyakan pelajar hanya pulang dan beristirahat, namun bagi anak organisasi mereka masih terus belajar kehidupan yang sesungguhnya melalui oraganisasi. Disinilah mereka dituntut mengatur waktunya sebijak mungkin agar ada waktu untuk beristirahat sambil minum kopi yang segerrr.

7.       Calon Orang Sukses


Bapak Presiden kita Ir. Joko Widodo dulunya adalah seorang Mahasiswa Pecinta Alam di UGM. Dengan ber-organisasi dan bekerja keras sewaktu mudanya akhirnya beliau berhasil menjadi orang nomor satu negeri ini. Jika 6 poin diatas sudah kalian rasakan maka poin 7 ini sedang berlangsung prosesnya.

Semoga artikel ini membantu pembacanya dan menambah wawasan agar kita semakin berilmu dan terus menebarkan kebaikan di muka bumi ini, sebai-sebaiknya manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Sukses selalu bagi kita semua

Azwar, 17 Tahun

Calon Petinggi
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net