Tuesday, March 14, 2017

Mari Menemukan Jati Diri


Banyak buku yang sudah aku  baca, banyak film yang sudah aku tonton, banyak artikel internet yang aku habiskan, tapi hingga saat ini ilmuku sangat-sangat jongkok. Aku mencoba berkarya di media sosial dengan tujuan curhat secara sehat, bukan asal curhat layaknya anak alay lewat status-status rendahan. Blog ini aku buat untuk mencurahkan pemikiranku lewat tulisan bukan untuk mendulang rupiah lewat adsense. Tapi muncul pertanyaan dari salah satu temanku, terus kenapa kamu masih daftarin blogmu ke adsense?. Kita semua janganlah munafik masalah materi. Aku tidak sebodoh itu untuk tidak bermain adsense, blogku aku daftarkan adsense ya jelas tujuanku mencari rupiah, tapi itu hanya salah satu dari tujuan-tujuan sekunder dari pendirian blog ini. Kalau tujuan utamaku rupiah ya pasti kontennya nggak acak adul seperti ini.

Ini adalah personal blog yang tidak mementingkan jumlah pembaca atau income adsense. Disini yang terpenting penulis puas akan tulisan dari hasil pemikirannya mengenai masalah dilingkungannya. Aku juga sudah buat blog yang kontennya tertata karena menurutku itu perlu untuk berbagi informasi tentang tempat-tempat travelling. check azwar backpacker dan semoga aku bisa istiqomah travellingnya juga membuat konten tulisan yang berbobot.

Kita kembali ke judul “Mari Menemukan Jati Diri”. Kalau kita sering membaca entah di internet atau buku-buku pasti banyak yang membahas mengenai Passion. Dalam kamus Bahasa Inggris Passion berarti nafsu atau keinginan besar. Bisa disimpulkan bahwa passion adalah melakukan sesuatu hal yang amat kita sukai atau gemari sehingga kita amat bernafsu untuk memberikan yang terbaik. Istilah gampangnya itu ya “Hobi”. Ridwan Kamil pernah mengatakan “Pekerjaan paling mudah di dunia adalah hobi yang dibayar”. Menurutku itu benar sekali. Pernah suatu hari aku ditawari membuat film bareng oleh SMA sebelah. Lalu aku tanya. Darimana mereka tahu kalau aku suka membuat film. Dari channel Youtubeku katanya. Aku langsung mengiyakan tawarannya. Saat proses kreatif membuat film, sama sekali aku tidak punya pikiran untuk nantinya akan dapat fee dari produksi ini. Yang terpenting aku bisa berkarya, hobiku tersalurkan, membangun relasi, dan bermanfaat bagi orang lain. Dan setelah produksi selesai, Alhamdulillah aku dapat rejeki dari hobiku membuat film ini. Padahal di youtube aku hanya bersenang-senang menghibur diri dan syukur-syukur ada orang lain yang terhibur. 

Setelah produksi pertama dengan SMA sebelah berhasil relasiku semakin banyak dan terus melebar ke sekolah-sekolah lain. Tanpa aku duga ternyata banyak sekolah bahkan Univesitas yang membutuhkan jasa pembuatan film. Setiap hari aku di contact dengan orang-orang baru membicarakan proyek. Satu bulan masuk 5 proyek besar yang bernilai jutaan katakanlah. Teman-temanku aku kerahkan semua untuk membantu menyelesaikan proyek besar ini (besar menurut pandangan pemula). Satu bulan yang penuh perjuangan akhirnya berlalu. Aku punya pendapatan dan bisa membantu teman-temanku menambah uang sakunya.

Namun masalah datang. Aku mulai mereview film-film. Kualitasnya ternyata semakin menurun dari produksi pertama sampai produksi yang terakhir. Penyebabnya adalah aku sangat terobsesi dengan kejar target, karena ini berhubungan dengan bayaran dari client. Jadi aku mulai mengabaikan kualitas filmnya. Saat itu aku mulai berpikir. Ini tidak sejalan dengan prinsipku berkarya yang selalu mengutamakan kualitas konten. Aku memutuskan untuk berhenti dari jasa pembuatan film. Ternyata aku belum siap professional.

Tapi itu bukan akhir cerita, aku berhenti bukan berarti menyerah. Belajar lebih giat lagi itu wajib, meningkatkan profesionalitas, dan tentunya memperdalam ilmu perfilman. Agar suatu saat nanti menjadi orang professional dalam segala segi industry perfilman. Banyak pelajaran yang aku ambil dari pengalaman ini. Hanya dari menghibur diri di Youtube ada banyak banyak orang yang ingin membayar kita. Jadi Ridwan kamil adalah orang yang sudah melewati masa bekerja dengan sangat mudah. Makanya beliau berani berucap seperti itu.

Mulai dari sekarang, jangan pernah takut salah dengan hobimu. Karena hobimu suatu saat akan menjadi teman terindah menjalani kehidupan. Terus tekuni, perdalam keilmuannya, bangun relasi, dan kuatkan kontennya maka hasil tidak akan menghianati semuanya. Bodoh amat dengan masalah rupiah. Teruslah memperkuat konten dan percayalah maka kamu akan dikuatkan dengan kepuasan dan rupiah sebagai hadiah. Mari kita menemukan jati diri yang sesungguhnya agar Indonesia semakin kaya akan kreatifitas dan stop berkeinginan hanya jadi karyawan. Ayo kita ciptakan banyak karyawan. Oh yaa, jujur, Aku punya cita-cita jadi pengusaha besar agar lebih bermanfaat bagi banyak orang. Tapi pertanyaannya adalah pengusaha apa?.

Azwar, 17 Tahun

Calon Petinggi

1 comment:

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net