Banyak
buku yang sudah aku baca, banyak film
yang sudah aku tonton, banyak artikel internet yang aku habiskan, tapi hingga
saat ini ilmuku sangat-sangat jongkok. Aku mencoba berkarya di media sosial
dengan tujuan curhat secara sehat, bukan asal curhat layaknya anak alay lewat
status-status rendahan. Blog ini aku buat untuk mencurahkan pemikiranku lewat
tulisan bukan untuk mendulang rupiah lewat adsense. Tapi muncul pertanyaan dari
salah satu temanku, terus kenapa kamu masih daftarin blogmu ke adsense?. Kita
semua janganlah munafik masalah materi. Aku tidak sebodoh itu untuk tidak
bermain adsense, blogku aku daftarkan adsense ya jelas tujuanku mencari rupiah,
tapi itu hanya salah satu dari tujuan-tujuan sekunder dari pendirian blog ini. Kalau
tujuan utamaku rupiah ya pasti kontennya nggak acak adul seperti ini.
Ini
adalah personal blog yang tidak mementingkan jumlah pembaca atau income
adsense. Disini yang terpenting penulis puas akan tulisan dari hasil
pemikirannya mengenai masalah dilingkungannya. Aku juga sudah buat blog yang
kontennya tertata karena menurutku itu perlu untuk berbagi informasi tentang
tempat-tempat travelling. check azwar backpacker dan semoga aku bisa istiqomah travellingnya
juga membuat konten tulisan yang berbobot.
Kita
kembali ke judul “Mari Menemukan Jati Diri”. Kalau kita sering membaca entah di
internet atau buku-buku pasti banyak yang membahas mengenai Passion. Dalam kamus Bahasa Inggris
Passion berarti nafsu atau keinginan besar. Bisa disimpulkan bahwa passion
adalah melakukan sesuatu hal yang amat kita sukai atau gemari sehingga kita
amat bernafsu untuk memberikan yang terbaik. Istilah gampangnya itu ya “Hobi”.
Ridwan Kamil pernah mengatakan “Pekerjaan paling mudah di dunia adalah hobi
yang dibayar”. Menurutku itu benar sekali. Pernah suatu hari aku ditawari
membuat film bareng oleh SMA sebelah. Lalu aku tanya. Darimana mereka tahu
kalau aku suka membuat film. Dari channel Youtubeku katanya. Aku langsung
mengiyakan tawarannya. Saat proses kreatif membuat film, sama sekali aku tidak
punya pikiran untuk nantinya akan dapat fee dari produksi ini. Yang terpenting
aku bisa berkarya, hobiku tersalurkan, membangun relasi, dan bermanfaat bagi
orang lain. Dan setelah produksi selesai, Alhamdulillah aku dapat rejeki dari
hobiku membuat film ini. Padahal di youtube aku hanya bersenang-senang menghibur
diri dan syukur-syukur ada orang lain yang terhibur.
Setelah
produksi pertama dengan SMA sebelah berhasil relasiku semakin banyak dan terus
melebar ke sekolah-sekolah lain. Tanpa aku duga ternyata banyak sekolah bahkan
Univesitas yang membutuhkan jasa pembuatan film. Setiap hari aku di contact
dengan orang-orang baru membicarakan proyek. Satu bulan masuk 5 proyek besar
yang bernilai jutaan katakanlah. Teman-temanku aku kerahkan semua untuk
membantu menyelesaikan proyek besar ini (besar menurut pandangan pemula). Satu
bulan yang penuh perjuangan akhirnya berlalu. Aku punya pendapatan dan bisa
membantu teman-temanku menambah uang sakunya.
Namun
masalah datang. Aku mulai mereview film-film. Kualitasnya ternyata semakin
menurun dari produksi pertama sampai produksi yang terakhir. Penyebabnya adalah
aku sangat terobsesi dengan kejar target, karena ini berhubungan dengan bayaran
dari client. Jadi aku mulai mengabaikan kualitas filmnya. Saat itu aku mulai
berpikir. Ini tidak sejalan dengan prinsipku berkarya yang selalu mengutamakan
kualitas konten. Aku memutuskan untuk berhenti dari jasa pembuatan film.
Ternyata aku belum siap professional.
Tapi
itu bukan akhir cerita, aku berhenti bukan berarti menyerah. Belajar lebih giat
lagi itu wajib, meningkatkan profesionalitas, dan tentunya memperdalam ilmu
perfilman. Agar suatu saat nanti menjadi orang professional dalam segala segi
industry perfilman. Banyak pelajaran yang aku ambil dari pengalaman ini. Hanya
dari menghibur diri di Youtube ada banyak banyak orang yang ingin membayar
kita. Jadi Ridwan kamil adalah orang yang sudah melewati masa bekerja dengan
sangat mudah. Makanya beliau berani berucap seperti itu.
Mulai
dari sekarang, jangan pernah takut salah dengan hobimu. Karena hobimu suatu
saat akan menjadi teman terindah menjalani kehidupan. Terus tekuni, perdalam
keilmuannya, bangun relasi, dan kuatkan kontennya maka hasil tidak akan
menghianati semuanya. Bodoh amat dengan masalah rupiah. Teruslah memperkuat
konten dan percayalah maka kamu akan dikuatkan dengan kepuasan dan rupiah
sebagai hadiah. Mari kita menemukan jati diri yang sesungguhnya agar Indonesia
semakin kaya akan kreatifitas dan stop berkeinginan hanya jadi karyawan. Ayo
kita ciptakan banyak karyawan. Oh yaa, jujur, Aku punya cita-cita jadi
pengusaha besar agar lebih bermanfaat bagi banyak orang. Tapi pertanyaannya
adalah pengusaha apa?.
Azwar,
17 Tahun
Calon
Petinggi
Mas kasian kursinya
ReplyDelete