Tanggal 27 Juli 2016, tepat hari itu
kepala sekolah sedang punya khajat dirumahnya, dan aku mendapat himbauan dari
kepala jurusan multimedia Bapak Budiarjo untuk mendokumentasikan hajat Bapak H.
Asyhari selaku kepala sekolahku. Dengan permintaan harus siaran langsung, mau
tidak mau aku dan 4 temanku Dimas, Ibad, Iqbal, Rafih harus minta bantuan ke
Pak Iwan sebagai pembimbing broadcasting di SMK ku, seumur hidup dan selama aku
sekolah disini aku belum pernah melakukan siaran langsung, tapi inilah
tantangan baru untuk terus berkembang, dan Pak Budiarjo selalu menanamkan
doktrin kepada kami “Jangan berharap bayaran kalau masih banyak belajar, kalian
malah sangat beruntung dengan penglaman dan ilmu baru. Seperti yang aku baca
dalam buku trilogy 5 menara karya kang Anwar Fuadi yang mengutip kata dari Imam
syafi’I “Bersusah-susahlah dulu karena manisnya hidup setelah bersusah payah”.
Manjadda wajada. Siapa yang
bersungguh-sunguh akan berhasil. Satu hari menuju Rabu, 27 Juli 2015 itu
tandanya aku harus belajar ekstra keras dalam belajar melakukan siaran langsung
agar mendapat hasil terbaik dan memberi kepuasan batin kepada Pak Kepsek juga
diri sendiri dan ini berarti aku harus mengorbankan beberapa hari dikelas untuk
persiapan alat dan belajar siaran langsung dari pak Iwan.
Rabu 27 Juli 2016, tibalah hari tantangan
baru, sesuai dengan kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya, jam 12 siang crew
harus sudah stand by dan menuju kediaman Bapak Asyhari. Karena disini peranku bukan
sebagai cameramen atau operator tapi sebagai photographer untuk menata alat.
Sehabis Isya’ acara segera dimulai pengunjung dari sudut berbeda mulai
menyembul dari kegelapan, meninggikan kepala mencari tempat duduk ternyaman.
Aku yang dianggap pandai berbicara secara tidak langsung diangkat menjadi
pemimpin crew kecil ini di bawah asuhan pak Iwan juga Pak Budi ditambah lagi
Pak Bas yang baru menyusul.
Hari itu aku beruntung sekali impianku
untuk mengambil gambar dengan camera canon yang digitnya Cuma satu akhrinya
benar-benar dikabulkan Tuhan. Sungguh Allah Maha Pemberi Kejutan, Pak Bas yang
membawakanku kamera Canon 7D dengan lensa tele 150 mm juga dilengkapi flash
kecil diatasnya terlihat sangat nice, mungkin Pak Bas tahu bagaimana memberi
kejutan kepada seorang pecinta photography. Selain memegang camera 7D tele lens
aku juga harus mengontrol cameramen, LCD Proyektor juga operator, sedikit ku
tuliskan sesuatu dipikiran juga hatiku “Malam ini kita akan mandi keringat,
tapi pulang dengan sejuta ilmu dan pengalaman, apa kau siap…?” Kujawab sendiri
lewat mulutku “SIAP”. Pembawa acara sudah melangkahkan kakinya ke atas panggung
dan kami sedikit belum siap menerima serangan salam yang segera keluar dari
mulut mas MC karena proyektor tidak bisa bekerja dengan semestinya, maka aku
tinggalkan sebentar tugas sebagai phothograper untuk membantu Pak Budi
menyelesaikan masalah proyektor sialan ini.
“Assalamualaikum
Warahmatullahiwabarakatuhhhhhhh” suaranya begitu menggema membuat penonton
semua menjawab ucapan penuh doa ini “Waalaikumsalam
Warahmatullahiwabarakatuh” menadakan
acara ini resmi dimulai. Masih dengan proyektor yang hari ini kayaknya ngambek
tidak mau mengeluarkan out video yang sudah live. Pak Budi tanpa pikir panjang
langsung menghubungi Pak Iwan untuk membantu di situasi genting ini. Malam ini
penuh ketegangan tapi inilah sensasi yang aku cari setelah lama tidak kuraskan
di ekstra wajib sekolah, Keringat ini nampaknya sudah bosan untuk keluar dari
tubuh yang lemah ini namun aku sangat percaya semua akan indah tepat pada
waktunya. Gelisah juga pengaharapn sia-sia di otaku aku hentikan dari pikiranku
saat itu juga…!!! Demi untuk membuktikan ke Pak Kepsek bahwa multimedia juga
bisa berkembang dan lebih dari apa yang diperhitungkan.
Pak Iwan akhirnya datang bak seorang
pahlawan yang sangat ditunggu oleh sejuta rakyatnya, dengan sedikit sombong Pak
Iwan mengeluarkan jurusnya “sini serahkan pada ahlinya” dan seketika itu masalah
selesai. Akhirnya aku segera berlalu dengan menenteng Canon 7D dan segera
menuju ke pusat acara berlangsung. Seni melukis cahaya memang benar-benar aku
sukai dan akhir-akhir ini mulai kutekuni, orang menyebut ini passion entah apa
itu pengertiannya, katanya kalau orang sudah bekerja pada passionnya sudah lupa
kalau jam itu bisa berputar dan katanya lagi mereka siap tidak dibayar kalau
sudah berjalan di atas passionnya, tapi menurutku itu Bulshittt!!!!.
Acara malam itu sangatlah khidmat dan
berjalan tanpa kendala yang berarti, satu demi satu tamu undangan mulai turun
dari dalam mereka masing mulai dari pembicara pengajian K H Doeri Asyari sampai
Bapak Bupati K H Ahmad Marzuqi dan juga sebagai pertanda aku harus bergegas menuju
kerumunan orang yang ingin bersalaman untuk mendapatkan angle terbaik untuk
mengambil gambar karena setiap foto harus bercerita dengan sendirinya kata Mas
Ngateman guru Seni Budaya juga sebagai Pembina Teater. Rasa lelah mulai
menggerogoti tubuh kecil ini keringat mengalir seenaknya sendiri, kaki juga
enggan diajak berayun, malam semakin malam dan siap dijemput pagi selanjutnya,
akhirnya iringan lagu padang bulan membawa acara ini ke penghujungnya.
Tugas selanjutnya adalah mengedit foto juga
video dan itu pasti diserahkan ke aku semuanya entah dengan alasan apa. Satu
minggu adalah waktu yang diberikan Pak Budi untuk meyelesaikan semuanya
pengeditan yang membosankan ini. Satu minggu berlalu video maupun videonya
belum kusentuh sama sekali alias aku menunda-nunda pekerjaan, hingga tiba
tanggal 6 Agustus Pak Budi mulai menanyakan bagaimana perkembangan videonya itu
adalah kalimat yang tidak ingin kudengar hari itu. 8 Agustus adalah kesepakatan
terakhir untuk menyelesaikan pengeditan. Jadi dengan terpaksa malam minggu ini
aku harus didepan computer semalaman ditemani kopi juga makanan ringan.
Kompetisi
foto pada malam itu harus dengan berat hati harus aku tinggalkan karena
kebodohankan menyepelekan waktu juga minggunya pergi ke Pulau Panjang menjadi
korban kebodohanku selanjutnya. Praktis hari itu aku membatalkan dua hiburan
bersama sahabat-sahabatku jadi buat kalian jangan pernah menunda-menuda
pekerjaan karena itu bujuk rayu setan agar kau terburu-buru karena sesungguhnya
orang yang terburu-buru ada setan yang sangat bergembira.Azwar, 17 Tahun
0 komentar:
Post a Comment