Dikutip dari
situs Instagram Indozone “Menteri pendidikan dan kebudayaan Indonesia, Muhadjir
Effendy baru-baru ini mengusulkan ide yang mengundang pro kontra, yaitu full
day school (sekolah penuh seharian) dari pagi hingga sore”. Dan setelah aku coba
browsing dari beberapa situs di dunia maya ternyata kebijakan ini hanya berlaku
pada siswa sd dan smp jadi selamat untuk para siswa SLTA sederajat kalian tidak
akan merasakannya, setiap kebijakan pastilah ada pro dan kontra dengan berbagai
alasan yang bisa dimengerti juga alasan yang sangat egois.
Jadi aku coba melakukan survey kecil kepada
teman-teman sekitar untuk mengetahui bagaimana pendapatnya tentang sebuah
kebijakan kontroversi ini :
“Bagaimana
Pendapat kalian tentang kebijakan Full Day School jika di terapkan di SMK N 3
Jepara…?, setuju atau tidak setuju dan berikan alasan sesuai isi hatimu”.
1. Indri
Supriyati. Ketua Kelas, 17 Tahun
Tidak Setuju
“Karena kita
pelajar bukan kerja rodi malah tambah mumet bukan tambah maju
2.
KIrana, 16 Tahun
Tidak
Setuju
“Ketika aku
masih sekolah”
Setuju
“Kalau aku
udah lulus”
3.
Ahsana, 17 Tahun
Tidak
Setuju
“Aku adalah
anak pondok jadi aku harus benar-benar bagi waktu untuk di sekolah dan di
pondok, mungkin kebanyakan orang akan merasa bosan karena jarang bertemu orang
tuanya”
4.
Miftah, 16 Tahun
Tidak
Setuju
“Kalau sore
hari kendaraan umum itu susah dicari”
5.
Ali. seorang Blogger, 17 Tahun
Setuju
“Karena aku
sudah kelas 12 jadi aku hanya merasakan sebentar, itupun kalau diterapkan
ditingkat SLTA”
6.
Hakan. Audio Composer, 17 Tahun
Tidak
Setuju
“Karena
proses belajar mengajar tidak hanya berada disekolah saja, itu akan membuat
siswa sangat sedikit kesempatannya untuk mengexplore bakatnya”
7.
Afif. Young Hacker, 17 Tahun
Tidak
setuju
“Belajar
sebegitu lamanya mungkin tidak akan dapat apa-apa wong yang sampai jam 2 saja
sudah bosan apalagi seharian di sekolah, dan menurutku dunia pendidikan
Indonesia harusnya lebih menekankan passion kepada siswanya, maksudnya begini
tetap ada pembelajaran wajib tapi sedikit saja jamnya, dan menekankan
pembelajaran passion kepada siswanya. Kalau bisa pemerintah mengusahakan system
pendidikan di dunia maya yang sudah terinteragasi diseluruh sekolah pelosok
negeri, jadi ketika kita berkarya dan dipublish aka nada apresiasi langsung
dari seluruh Indonesia. Juga akan menjadi persaingan Dalam hal kebaikan.
8.
Ulhaq. Graphic Designer, 16 Tahun
Tidak
setuju
“Jika otak
diforsir, maka tidak aka nada yang masuk”
9.
Sabiq, 16 Tahun
Tidak
setuju
“Karena aku
harus membantu orang tua dirumah dan aku juga butuh waktu luang untuk
mengistirahatkan pikiran”
10.
Arif, Seorang Blogger. 16 Tahun
Tidak
Setuju
“Mungkin
Indonesia akan lebih pintar namun psikologisnya akan terganggu”
11.
Berliana, 17 Tahun
Setuju
“Gak apa-apa
karena aku sudah terbiasa pulang jam segitu”
12.
Dimas, 17 Tahun
Setuju
“Pak menteri
ingin membuat pendidikan yang hebat”
13.
Berlin, 17 Tahun
Tidak
setuju
“Kasian yang
rumahnya jauh dan kita akan kurang piknik”
14.
Ricky. Aggota Palang Merah Remaja, 17 Tahun
Tidak
Setuju
“Pada
kenyataannya nanti dilapangan mungkin tidak akan sesuai dengan perencanaan”
15.
Yudita. Anggota Pramuka, 17 Tahun.
Tidak
Setuju
“Pembelajaran
tidak akan efektif”.
Lebih dari 90% menyatakan “Tidak Setuju”
karena berbagai alasan masing-masing, namun survey yang aku lakukan belum bisa
mewakili suara SMKN 3 Jepara karena aku hanya mengambil lingkup teman-teman
terdekatku. Kesimpulan yang bisa aku tangkap dari permasalahan ini adalah para
siswa akan sangat setuju dengan kebijakan ini tapi dengan system yang harus
dirombak. Siswa harus merasa sangat nyaman, fasilitas terpenuhi, Kendaraan umum
mudah didapatkan untuk pulang sore, juga bakat siswa yang harus berkembang. Maka
siswa tidak akan ada alasan untuk berkata tidak setuju.
Jika aku melihat dari pendapat-pendapat
netizen di dunia maya banyak pendapat yang sama dengan teman-temanku yang aku
survey tadi. Di Jepang saja pendidikan hanya 6 jam dan memberi waktu untuk
tidur siang selama 20-30 menit untuk merefresh otak, di Finlandia yang
dinobatkan sebagai negara dengan system pendidikan terbaik didunia memerapkan 5
Jam saja untuk sekolah dan sisanya untuk bermain tapi SDM kedua negara ini
diakui dunia.
Disisi lain juga ada yang menyatakan
“Katanya mau memajukan Indonesia, pendidikan dikeras sedikit kok pada protes”.
Memang seperti dua sisi mata uang tidak akan pernah terpisah, akan selalu ada
pro dan kontra dalam kebijakan apapun tapi disinilah negara sedang diuji juga
orang cerdas yang berakal sehat harus berani besuara dan mengubah citra negeri
yang dikatan surga ini. Semoga kedepannya pendidikan sebagai ujung tombak
perubahan ini akan selalu berkembang dan membawa Indonesia menjadi macan dunia.
yang no. 8 perlu revisi ,
ReplyDeletemakasih mas
Delete