Minggu-minggu ini media banyak memberitakan tentang kenaikan harga rokok yang diluar batas wajar, Rp. 50.000 per bungkus minimal. Pihak pro dan kontra akan keputusan presiden ini agaknya seimbang. Apa hubungannya dengan aku sebagai pelajar bukan perokok..?. Setuju atau Tidak.
Setelah aku mencoba mencari alasan kenapa harga rokok dinaikan secara signifikan..? jawaban yang aku dapat simpulkan adalah untuk menekan jumlah perokok pemula dan mengurangi perokok profesional. Namun apakah dengan jalan menaikan harga rokok secara besar-besaran sebagai jawaban?.
Kita bisa menengok ke daerah Pasuruan dan Porbolinggo, di sana adalah pengahasil tembakau terbesar di Indonesia dan mayoritas masyarakatnya berprofesi sebagai petani tembakau. Jika benar kebijakan ini akan berlaku maka bagaimana nasib saudara kita yang pekerjaan utamanya adalah petani tembakau. Produksi pabrik akan terus mengalami penurunan dan PHK adalah langkah bos pabrik untuk keberlangsungan perusahaannya. Bukan kesejahteraan yang didapat malahan pengangguran yang akan meluas.
Dari beberapa artikel yang aku baca industri rokok Indonesia menyerap kurang lebih 6 juta tenaga kerja, sekaligus menciptaakan rantai industri yang dikelola masyarakat ekonomi menengah kebawah. Maka kebijakan ini harus terus dikomunikasikan antara pihak pro kesehatan dan pro industri bagaimana jalan keluar terbaik. Mengurangi jumlah perokok akut tanpa menggangu laju industri rokok yang selama ini menyumbang banyak rupiah dari pajak industri.
Ayahku adalah seorang perokok berat, satu hari bisa dua bungkus rokok dihisapnya. jika harga rokok sebelum dinaikan itu Rp. 20.0000 maka satu hari ayahku mengeluarkan Rp. 40.000. dan yang paling saya khawatirkan adalah pemotongan uang sakuku gara-gara uangnya dibuat beli rokok ayah.
Kemungkinan besar rokok ilegal akan bermunculan dan dipastikan akan laris dipasaran. Rokok tanpa cukai akan menjadi wajar dan terpampang di warung-warung makan pedesaan. Pendapatku untuk permasalahan ini adalah TIDAK SETUJU. Kenapa aku tidak setuju..?. untuk saat ini aku tidak setuju. Karena rokok ekonomi kita terangkat dengan kekuatan industrinya yang luar biasa. sebagai contoh saja, Pendidikan dan dunia Olahraga kita sponsor utamanya adalah produsen rokok. Kita tidak usah munafik untuk membenci produsen rokok, nyatanya ketika kita butuh dana besar untuk sebuah acara kita larinya ke produsen rokok. its fact.
Aku akan setuju dengan kebijakan ini bilamana pemerintah kita sudah bisa mengatasi pemerataan industri dan menghilangkan kemiskinan. Kita berpikir realistis saja, 71 tahun kita sudah merdeka namun kemiskinan dan pengangguran masih saja tinggi angkanya. Ditambah lagi para pengangguran baru dari PHK buruh pabrik rokok yang jumlahnya fantastis. Bagaimana kita akan mengatasi semua masalah ini?.
Azwar, 17 Tahun.
0 komentar:
Post a Comment