Tere Liye selalu
menghadirkan sesuatu yang baru untuk dipahami dan direnungi dalam
karya-karyanya, begitu juga dalam coretan novel “Pulang”. Di dalam novel ini
kita akan dibawa ke dunia ekonomi yang sangat rumit dan alot pelaksanaannya,
bercerita tentang seorang anak muda bernama asli Agam, Tere Liye membuat alur
cerita maju mundur yang enak untuk dipahami juga tidak membosankan, Agam yang
selama lima belas tahun dibesarkan di lingkungan hutan yang keras tidak
membuatnya menjadi remaja antipati ia tambah mengerti bagaimana kerasnya hidup
dan menghilangkan rasa takut.
Bapak Agam yang membenci anaknya belajar
agama selalu memarahinya ketika ia ketahuan mengaji di kampung sebelah atau saat
bersama ibunya, Tauke Muda disini menjadi tokoh yang sangat mendukung alur
cerita, ia menjabat sebagai penguasa shadow
economy atau ekonomi bayangan yang dulunya adalah teman dekat bapak Agam. Datang
sebagai pemburu ke kampung bapak Agam (nama agam disebut Bujang di kampungnya)
dengan membawa antek-anteknya dalam misi memburu raja babi di hutan Sumatra.
Bujang yang sangat ingin ikut berburu bersama tauke besar harus mendapat
larangan dari ibunya midah, namun Bapak dan ibu Bujang akhirnya mengijinkan
Bujang untuk ikut berburu bersama Tauke Muda.
Saat bertemu dengan raja babi hutan Tauke
Muda sangat kerepotan, saat itu hanya ada Tauke Muda dan Bujang. Sang raja babi
hutan terus menatap tajam kedua manusia di depannya. Tiba-tiba raja babi hutan
itu menyerang Tauke Muda dengan sekuat tenaga. Tauke Muda nampaknya tidak berdaya
sama sekali dan siap menerima hujaman raja babi hutan. Namun tiba-tiba Bujang
dengan sigap memukul babi hutan sampai terpental untuk melindungi Tauke Muda.
Dengan ijin dari Midah dan Bapaknya
akhirnya Bujang di bawa Tauke Muda ke kota untuk menjadi keluarga Tauke Muda
sebagai penguasa shadow ekonomi. Di kota Bujang tidak diperlakukan sebagai
tukang pukul seperti anggota keluarga baru lainnya. Bujang disekolahkan sampai
mecapai gelar yang sangat tinggi dan mampu menguasai ilmu ekonomi yang sangat luar
biasa. Kekuasaan keluarga Tauke yang dulunya hanya berada di Kota sekarang
berani melebarkan sayapnya ke Provinsi berkat kecerdasaan Tauke ia setelah
menuntut ilmu di negeri Amerika.
Azwar, 16 Tahun
0 komentar:
Post a Comment