Februari
Serangan fajar direncanakan
Bebunyian geng no 1 dan no 2 menggema
Dana darah berceceran
Berebut panggung kekuasaan
Februari
Ada yang menyuarakan “Maju Bersama Rakyat”
Ada Juga yang “Harus berdaya saing”
Menurut Cerita,
Yang 1 ……. yang 2 …..
Itu cerita lho
Februari
Banyak kyai yang berkoar memilih si A
Banyak Tikus mempertahankan si B
Kejahatan yang terstruktur
Februari
Apa guna kampanye?
Hingga kartini tertutup bendera partai
Apakah Rakyat GOBLOK?
Sampai harus ada kebohongan yang diteriakan
Februari
Setelah lima tahun berkuasa
Tak perlulah kalian mempromosikan diri
Kami sudah ngerti watakmu
Februari
Pemimpin intelektualitas
Pemimpin Rasionalitas
Pemimpin Bekerja Nyata
Februari
Semoga ulama tidak menjual agama
Semoga amplop tidak mengagetkan subuh kami
Semoga di beri kemudahan
Semoga semua yang di semogakan
Terealisasi
Amin.
15 Februari 2017 pemilihan
kepala daerah serentak se-Indonesia, entah itu milih Gubernur, Wali kota,
ataupun Bupati. Tahun ini di kotaku tercinta Jepara memiliki dua calon untuk
maju di pertarungan kursi Bupati. Kedua calon Bupatinya adalah si Mantan Bupati
dan Si Mantan Wakil Bupati. Munculah pertanyaan di kalangan orang awam, apa
yang sebenarnya terjadi di antara mereka?, mengapa mereka saling mempertahankan
ego untuk berpisah?, apakah ada masalah sebelumnya?. Ah, bulshit dengan semua
itu, yang menjadi pertanyaanku bukanlah itu semua. Setiap pemilihan kepala
daerah, pastilah bisnis percetakan untung besar-besaran kecuali kalau si Bosnya
orang partai juga, ya pasti bilangnya dana sponsor lah. Semua poster, pamphlet
dan antek-antek promosi lainnya bertujuan hanya satu. “Pilih Saya”. Lalu yang
menjadi pertanyaan adalah Mengapa dua Calon pemimpin Jepara ini melakukan
kampanye menghabiskan milyaran rupiah dan seolah-olah dirinyalah yang paling
benar, padahal lima tahun yang lalu yoo mereka udah mimpin Jepara, Apakah
rakyat belum bisa menilai watak mereka selama lima tahun ini?.
Aku tidak melarang untuk
berkampanye, punya HAK apa aku ngelarang-larang orang tua. Mbok ya lebih baik
uang kampanye yang fastastis jumlahnya kita sumbangkan ke fakir miskin dan anak
yatim. Ekonomi islam kuncinya adalah saling berbagi maka sejahtera rakyatnya.
Di kampungku entah percaya
atau tidak, politik uang yang seharusnya di tindas dan dibinasakan pelakunya
malahan menjadi momen yang sangat ditunggu setiap lima tahun sekali. Dimana
pemikiran warga kampungku. Katanya sih “ndak apa-apalah buat ganti transport ke
TPS”. Huft. Ibu Bapak ayo kita berpikir dengan perangkat yang kita miliki
berupa akal sehat, kesadaran politik, dan logika pemberian Tuhan. Jangan
disia-siakan loh. Begini Bapak Ibu, Si Calon, awal kerjanya saja sudah berani menyogok panjenengan untuk memilihnya
karena uang pemberian, bagaimana kalau sampai beliau ini menjadi penguasa Bapak
Ibu?. Berapa manusia yang akan disogok
Si Calon ini untuk membebaskan lahan proyek misalnya. Bapak, Ibu njengengan itu
sudah ditipu dari awal lhoo, terus ini gimana Bapak Ibu?, apa kita biarkan saja
biar Allah yang membalas?.
Oleh karena itu, saat
hari-hari pemilihan kepala daerah seperti ini seharusnya yang kita baca di
koran, yang kita dengarkan di radio, dan yang kita lihat di televis adalah
dialog atau perdebatan Si Calon Penguasa tentang kualitasnya masing-masing.
Agar kita tahu seberapa ia menghargai rakyatnya, kekuatan inteleknya dan aspek
lainnya yang bisa kita lihat dari segi mengemukakan ide. Bukanya ikut pawai di
jalan dengan melakukan irama bel motor yang sangat menganggu pendengaran. Dengan
begitu rakyat dituntut berpikir secara rasional, berlogika dan kritis untuk
dengan mantap menjatuhkan pilihan kepada si A atau si B.
Jeparaku sangat sayang kalau
harus jatuh di tangan orang yang rakus dan serakah. Pengumpat dan penjilat
harus segera dibinasakan dan dihancurleburkan tak pandang bulu, sekalipun dia
adalah orang nomor satu di Jepara. Ulama, Pemuka Agama, dan Tokoh masyarakat
harus selalu menuntun rakyat untuk selalu
rasional, kritis dan terus berpikir jauh kedepan. Karena engakaulah
kepercayaan rakyat untuk saat ini sebelum fajar mulai menyerang. Jangan malah
engkau gadaikan kepercayaan masyarakatmu dengan political game partaimu. Semoga kita selalu dirahmati Allah dan
senantiasa mendapat lindungannya dari penguasa-penguasa yang dzolim. Amin.
Azwar, 17 Tahun
0 komentar:
Post a Comment