Friday, July 15, 2016

Review Novel 2 (NATIONAL BEST SELLER) DONNY DHIRGANTORO PENGARANG NOVEL BEST SELLER 5 CM



Ini Bulutangkis, dan Ini Indonesia ,
di mana impian di bawa ke dunia nyata,
tidak berlaku untuk Gusni Annisa Puspita,
remaja yang kelebihannya adalah keterbatasannya.
Cita-citanya sejak kecil untuk membuat orang tuanya senang
dengan bermain bulutangkis terus kandas

Suatu malam sebuah kenyataan pahit datang untuknya,
sebuah kenyataan yang tak berperi, hidup yang tidak berpihak kepadanya,
kenyataan yang berbicara lantang kalau bermimpi saja tidak akan pernah cukup.

Dan, perempuan Indonesia dengan segala
keterbatasannya  itu memutuskan untuk terus mencintai hidup yang tidak pernah sempurna.

Memutuskan untuk berani mencintai, dan mencintai dengan berani
(Sinopsis Novel)

    Dhonny Dhirgantoro dalam coretannya yang berjudul 5 cm berhasil mendapatkan National Best Seller pada masanya atau di tahun 2005 tepatnya, ditambah lagi dengan pengangkatan novelnya ke layar lebar semakin mengangkat namanya ke dunia tulis menulis Indonesia. Di tahun 2008 setelah mempertimbangkan banyak hal, didukung penuh istrinya ia memutuskan untuk menjadikan hobinya menulis sebagai pekerjannya. Keputusan berani yang harus terus dibarengi dengan kerja keras sampai sekarang.
    Novel berjudul 2 adalah karya keduanya yang menceritakan perjuangan seorang anak perempuan yang bernama Gusni Annisa Puspita, terlahir dengan kondisi berbeda dengan anak kebanyakan tak membuat Gusni berputus asa ataupun mengurung diri. Di umur yang ke 18 tahun akhirnya Gusni adik kandung dari Gita Annisa Srikandi mengetahui keadaan yang sebenarnya pada dirinya yang selama ini disembunyikan keluarganya, ia menderita penyakit diabetes akut yang menyebabkan penderitanya tidak bisa hidup lama lagi. Kabar duka yang baru saja ia dengar tak membuat Gusni menyerah dalam mempertahankan hidupnya. 25 tahun adalah vonis dokter untuk Gusni, tapi Gusni terus melawan penyakitnya, melalui bulutangkis dia setiap hari berlatih ektera keras untuk terus berkeringat agar lemak tidak berkembang semakin cepat.
     Pada suatu ketika Gusni dan kakaknya Gita turun dalam suatu kejuaran bulutangkis akbar se dunia yang digelar di Istora Senayan Jakarta, Indonesia sebagai tim underdog tidak unggulkan sama sekali berhasil membuktikan bahwa kerja keras, doa, dan cinta tanah air adalah jawaban dari semua mimpi-mimpi kita. Tim srikandi Indonesia berhasil membuat lagu Indonesia Raya bergema di seluruh pelosok negeri.
……………
(spoilernya cukup)


    Banyak sekali pelajaran kehidupan yang bisa kita ambil dari novel 2 ini. Sahabat, Cinta, dan Perjuangan menjadi point utama dalam jalan ceritanya, Alur yang ditata rapi memudahkan pembaca mengimajinasikannya dalam dunia nyata. Tata Bahasa yang merakyat juga istilah asing yang masih bisa dipahami pembaca adalah point plus-plus novel 2 ini.

Quotes dalam Novel 2 :
1.      Ini Bulutangkis, dan Ini Indonesia , di mana impian di bawa ke dunia nyata.
2.      Jangan pernah meremehkan manusia karena sedikitpun Tuhan tidak pernah.
3.      Karena hanya seorang pengecut mengharapkan hidup yang sempurna
4.      Bermimpi saja tidak akan pernah cukup dan sebuah impian tidak perlu banyak dibicarakan tetapi diperjuangkan.
5.      Setidaknya sebuah perjuanagn layak untuk dikenang.
6.      Sebagai manusia seharusnya berani mencintai dan mencintai dengan berani.


Azwar, 17 tahun
Pelajar Gagal

Tuesday, July 5, 2016

Pawai “GEMA TAKBIR HARI RAYA IDUL FITRI 1437 H”

“Dentuman tongtek yang dilantunkan anak-anak kampung menyemarakan Takbir Keliling malam ini, diimbangi dengan letusan kembang api yang mengagetkan juga meng-enakan pandangan mata serta ALLAHUAKBAR yang terus berkumandang membuat relung hati ini menjadi tersentuh dan bersyukur kita bisa berjumpa dengan malam kemenangan 1437 Hijriyah”


      IRMAS (Ikatan Remaja Masjid) salah satu organisasi yang bergerak dibidang agama dan social berisi sekumpulan remaja yang masih peduli dengan rusaknya moral pemuda penerus bangsa ini, kegiatan yang bermacam dan positif sedikit banyak mengurangi populasi pemabuk di desaku yang terus menggeliat pertumbuhannya. Memasuki awal Ramadhan 1437 Hijriyah atau 2016 tepatnya Irmas tidak banyak melakukan kegiatan karena ada sedang ada percecokan antar pengurus.
    Tidak terasa kala itu Ramadhan segera pergi menjauh dan meninggalkan kita untuk kembali satu tahun lagi, dan tradisi di kampungku yang terletak di Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, desa Srobyong tepatnya, entah asal-usul nama desa itu darimana aku juga nggak tahu adalah TAKBIR KELILING atau aku menyebutnya mirip pawai dan ajang pamer kreativitas antar remaja masjid dan mushola dalam membuat Karya unik seputar idul fitri yang nantinya akan di arak keliling kampung. Dengan intrupsi dari Pembina dan juga ketua Irmas kami segera seluruh anggota untuk memulai bergotong royong membuat sesuatu yang akan dipamerkan di malam Pawai Takbir Keliling, demi menjaga gengsi karena aku remaja masjid Jami’ harus benar-benar menjadi panutan dari masjid dan mushola lain, namun semua ekspetaksiku yang nantinya akan gotong royong dalam membuat miniature masjid sirna sudah setelah project berjalan selama dua hari, hanya janji yang diberikan teman-temanku akan membantu dan realitanya nol besar. Aku dan Muhaimin ketua Irmas segera memutar rencana dan membatalkan project miniature masjid dengan alasan kekurangan personil, waktu, dan juga dana tentunya.
     Jadilah kami hanya membuat gubuk kecil dan menaikan mimbar bekas untuk takbir keliling malam itu, sungguh pemuda tanpa kreativitas yang tidak patut dicontoh. Pergilah kami rombongan Masjid Jami’ Baiturrohman ke medan pertempuran dengan senjata seadanya. Sesampainya di titik kumpul, seketika itu aku langsung merasa minder dan tidak pernah berharap lagi jadi juara masjid atau mushola terkreatif, tertawa kecil dan menundukan kepala juga bertanya dalam hati “Kenapa masjid dan mushola lain bisa membuat karya miniature yang bagus dan unik pastilah pemudanya kompak dan kreatif nggak kayak di masjidku”. Sambutan dari petinggi desa sebelum melepas takbir keliling malam itu membuat hatiku sedikit tentram dan asa mulai tampak lagi ketika beliau berucap “Bukan miniature masjid mana yang paling bagus tapi gema takbir yang menggemalah tujuan dari diselenggarakannya acara ini”.
     ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR, ALLAHUAKBAR sepanjang jalan memutari desa hanya lantunan itu yang kudengar, benar yang dikatakan pak petinggi sebelumnya menggemakan takbir adalah tujuan utama acara ini, akhirnya aku bisa merasakan syahdunya gema takbir yang terus menggema di relung hatiku yang rindu akan kebersamaan umat muslim seperti malam ini.
    Macet adalah masalah klasik dalam takbir keliling dikampungku entah itu dari panitianya yang kurang koordinasi atau dari peserta dan warga yang nggak tertib, setelah berkeling kampung dengan gema takbir sepanjang jalan akhirnya Takbir Keliling finish di Masjid Jami’ Baiturrohman Srobyong atau didaerah kekuasaanku. Penguman siapa yang menjadi masjid mushola terkretaif segera dibacakan dan aku dan teman-teman irmas menunggu pengumuman tanpa beban karena kami merasa kalah sebelum bertanding. Juara harapan 3 sampai juara umum telah dibacakan namun tidak ada satupun teriakan kemenangan dari sudut kami yang menunggu di pojok pelataran masjid. Tidak ada rasa kecewa yang Nampak dari wajah-wajah kami karena kami sadar proses tidak akan pernah menghianati hasil.









    “Masjid Jami’ Baiturrohman ..perwakilan silahkan maju kedepan untuk mengambil hadiah hiburan” hanya kalimat itu yang terdengar dari sudut kehormatan, dengan gagah aku maju mengambil hadiah hiburan bagai seorang yang juara pertama dengan sorakan penghinaan di belakangku, teman-teman sudah berkumpul dan menanti apa yang ada didalam bungkus coklat yang kubawa ini. Semuanya menghitung “1..2..3..bukaaa” tanpa pikir panjang dan banyak omong tangan-tangan kecil dan kotor saling berebut mie instan yang ternayata itu hadiah hiburan takbir keliling malam itu, tawa lebar dan saling berebut mie instan dengan riang membuat hatiku tersayat karena selama ini aku hanya mementingkan egoisku tanpa memikirkan kebahagiaan orang lain di sekelilingku. Malam itu memberiku pelajaran bahwa kebahagian tidak harus dikota dengan gadget canggih tapi hanya cukup kita ketawa tanpa rekayasa dengan orang disekitar kita.


Azwar, 16 tahun
Pelajar Gagal 
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net