Apa gunanya saya mendalami matematika hingga belasan
tahun padahal cita-cita saya tidak ada hubungannya dengan matematika?
Sering
aku melamun memikirkan beberapa hal yang sebenarnya tidak penting untuk
dipikirkan, Contoh kecilnya adalah, kenapa bumi bulat?, kenapa bulan tidak bisa
jatuh ke bumi padahal bumi punya gravitasi, dan kenapa matematika menjadi
pelajaran wajib?. Ndak tau kenapa itu menjadi sebuah kebiasaan. Apakah itu termasuk dalam kriteria kritis
atau malah orang goblok?.
Setelah
aku memikirkan banyak hal yang tidak di pikirkan banyak orang, aku mulai riset
untuk mengetahui jawaban dari apa yang aku pikirkan. Dalam artikel ini adalah, Ada
apa dengan Matematika?. Kenapa harus menjadi mata pelajaran wajib. Aku mencoba
menggali pendapat dari teman-temanku tentang apakah matematika rumit dan
setujukah matematika menjadi pelajaran wajib. 60 % temanku yang aku temui
mereka menyatakan bahwa matematika itu rumit dan tidak perlu menjadi mata
pelajaran wajib di sekolah. “Kenapa pendidikan di Indonesia semuanya dihantam
lurus dengan mata pelajaran yang di luar “passion”
kita?. Jawab salah satu temanku. Apalagi bagi mereka yang sudah diduduk di
kelas 12, pasti timbul pertanyaan, apa gunanya saya mendalami matematika hingga
belasan tahun padahal cita-cita saya tidak ada hubungannya dengan matematika?. Ini
pertanyaan menarik.
Pertanyaan
ini sebenarnya telah dijawab oleh Pemerintah satu tahun yang lalu tepatnya pada
sistem kelulusan peserta didik SMA/SMK 2016. Kelulusan yang dulunya hanya
ditentukan oleh tiga mata pelajaran saja dan yang berhak memutuskan lulus
tidaknya adalah negara sekarang sudah di revisi. Pemerintah sadar akan setiap
passion yang berbeda setiap peserta didiknya. Maka oleh sebab itu tahun 2016, UN
tidak menentukan kelulusan dan negara tidak berhak apapun untuk melulus dan
tidakkan peserta didik. Sebuah langkah nyata dari Pemerintah untuk terus
memperbaiki sistemnya. Jadi bagi yang
passionnya tidak di otak kiri bisa memanfaatkan keloggaran dari pemerintah ini
untuk terus mengembangkan kemampuannya.
Apa
gunanya saya mendalami matematika hingga belasan tahun padahal cita-cita saya
tidak ada hubungannya dengan matematika?. Pertanyaan semacam ini memang belum
ada jawaban yang meyakinkan, selain matematika adalah ilmu pengetahuan dan
pondasi dari ilmu-ilmu yang lebih lanjut. “Saya bingung dengan materi
matematika yang membahas sesuatu dan tidak akan diterapakan dalam dunia
nyata?”. Mungkin yang dimaksud teman kita yang satu ini adalah semacam Fungsi, Matriks, Diferensial, dsb. Dan
orang dengan pertanyaan seperti ini biasanya adalah mereka yang menggeluti
bidang kesenian. Aku pernah menayakan pertanyaan semacam ini kepada guru
matematikaku dan di jawab dengan memukau.
“Ketika kamu
mempelajari ilmu pengetahuan janganlah selalu berpikir apa kegunaan ilmu ini
dalam dunia nyata, tapi mulailah berpikir bahwa ilmu pengetahuan kegunaan
utamanya adalah untuk kemajuan peradaban umat manusia. Menurut kamu materi
dalam matematika banyak yang tidak diaplikasikan dalam dunia nyata. Itu benar.
Karna kamu memang belum mendalaminya secara utuh. Tapi inilah ilmu pengetahuan yang
bisa mengubah pola pikir setiap manusia yang terlibat dalamnya. Pastilah
berbeda pola pikir lulusan SD dan lulusan SMA. Padahal pola pikir tidak pernah
diajarkan di sekolah manapun. Inilah kegunaan utama mempelajari ilmu
pengetahuan untuk mengubah pola pikir untuk selanjutnya memajukan peradaban
umat manusia, kamu paham Azwar?”. Iya bu paham.
Azwar, 17 Tahun
0 komentar:
Post a Comment