Tuesday, October 4, 2016

Kau, Aku dan Sepucuk Angpau merah


Ada tujuh miliar penduduk bumi saat ini. Jika separuh saja dari mereka pernah jatuh cinta, setidaknya akan ada satu miliar lebih cerita cinta. Akan ada setidaknya 5 kali setiap detik, 300 kali dalam satu menit, 18000 kali dalam setiap jam, dan nyaris setengah juta sehari-semalam, seseorang entah di belahan dunia  mana, berbinar, berharap-harap cemas, gemetar, malu-malu menyatakan perasannya.

    Tere Liye seperti biasa setiap novelnya pasti mencungkil hal-hal yang tidak terlalu diperhatikan oleh kebanyakan orang, sebuah kisah dari Pulau Kalimantan tepatnya Kota Pontianak dan tepatnya lagi di sepanjang sungai Kapuas. Namanya Borno ia dijuluki masyarakat sebagai remaja yang hatinya paling lurus sepanjang tepian Kapuas. Borno tidak seperti remaja lainnya yang berpikiran pendek, yang penting dapat kerja dan bisa makan. Ia memikirkan jauh masa depannya untuk sebuah kehidupan yang lebih baik dan sejahtera
    Ketika ia masih berumuran anak-anak kejadian yang amat memilukan terjadi. Ayahnya sakit parah dan harus dibawa ke rumah sakit, selang beberapa jam di lorong rumah sakit, Borno melihat dada ayahnya di belah oleh dekter. Ayah Borno meninggal dunia. Saat menginjak dewasa Borno menjadi pengemudi sepit (alat transportasi sungai Kapuas) seperti warga lainya. Suatu ketika ia bertemu dengan gadis sendu menawan yang sangat membuat ia penasaran. Berhari-hari gadis itu selalu menaiki sepit Borno. Di suatu siang saat Borno selesai mengantar gadis sendu menawan itu ke tujuannya ia menemukan sebuah angpau merah tergeletak di bawah tempat duduk sang gadis sendu menawan tadi. Borno ingin seklai mengembalikan angpau merah itu dan menayakan siapa namanya. Semua penasaran Borno akhirnya terjawab, ternyata gadis itu hanya membagikan angpau berisi uang untuk semua warga pinggiran Kapuas.
    Borno memutuskan menyimpan angpau merah itu dilemari sebagai kenangan dari sang gadis sendu menawan itu. Borno memutuskan untuk bertanya siapa nama gadis sendu meawannya. Namanya Mei. Hari-hari Borno semakin berwarna semenjak perkenalannya dengan gadis sendu menawan yang setiap hari berangkat ke tempat kerja naik sepitnya Borno.
    Tiba-tiba Mei menghilang dan menitip pesan kepada Borno agar ia tidak akan pernah mencarinya lagi. Borno tidak lantas menyetujui permintaan Mei. Borno selalu menayakan kenapa Mei harus pergi tiba-tiba dan kenapa Borno harus dilarang bertanya dia hendak pergi kemana.
    Mei pergi ke Surabaya. Borno mendapat informasi dari bibinya Mei. Tanpa banyak bertanya Borno langsung terbang ke Surabaya untuk menenmui Mei. Setibanya Borno di Surabaya ia langsung menuju kediamana Mei setelah mendapat alamat rumah Mei dari bibi. Mei ternyata mennyimpan rahasia yang amat sangat besar. Ada banyak jawaban kenapa Mei harus pergi dan Borno dilarang berharap ia kembali. Dan semua Jawaban itu tersimpan di Angpau merah yang ternyata senga Mei tinggalkan di Sepit Borno.
www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net